TRIBUNNEWS.COM - Diduga ada oknum polisi yang terlibat dalam kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu yang terjadi dua tahun lalu.
Oknum polisi tersebut sempat membersihkan tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembunuhan di Subang, Jawa Barat.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo menyatakan ada lima orang yang masuk TKP tanpa seizin penyidik.
Mereka masuk TKP sehari setelah jasad ibu dan anak tersebut ditemukan tewas di mobil Alphard.
Tiga dari lima orang yang sengaja masuk TKP merupakan oknum polisi.
Baca juga: Kasus Subang: Kemungkinan Tersangka Pembunuhan Tuti dan Amel Akan Bertambah
Tiga oknum polisi ini memiliki peran penting dalam pengungkapan kasus Subang.
Bahkan kini penyidik kasus Subang mendalami peran tiga polisi ini atas keterlibatan dalam pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
"Pemeriksaan terhadap beberapa orang yang masuk ke TKP satu hari setelah kejadian, ada 5 orang yang masuk," kata Tompo TribunnewsBogor.com mengutip dari Kompas TV.
Seperti diketahui, dua tahun berlalu usai Tuti dan Amalia dihabisi secara sadis, polisi akhirnya menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.
Mereka adalah Danu, Yosef, Mimin, Arighi, dan Abi.
Terkuaknya siapa yang terlibat dalam kasus Subang nyatanya berasal dari andil Danu.
Di pertengahan Oktober 2023 lalu, Danu menyerahkan diri dan membongkar kronologi pembunuhan Tuti dan Amalia.
Baca juga: Update Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Para Tersangka Akan Ajukan Gugatan Praperadilan
Danu pun menguak peran masing-masing tersangka terutama peran Yosef sebagai dalang pembunuhan.
Guna mengetahui jelas kronologi pembunuhan tersebut, penyidik Polda Jabar akhirnya melakukan pra rekonstruksi sebagai tiga kali beberapa pekan lalu.
"Untuk melakukan pengungkapan kasus, kita merangkai peristiwanya agar mendapatkan petunjuk yang tepat, salah satunya kita laksanakan pra rekonstruksi," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas TV, Kamis (16/11/2023).
Tak cuma satu TKP, polisi pun mendatangi tempat yang menjadi jejak sebelum terjadinya pembunuhan Tuti dan Amalia.
Pun dengan TKP di warung pecel lele yang punya kaitan khusus dengan pembunuhan tersebut.
"Pra rekonstruksi yang kita laksanakan ini ada di dua tempat, pertama di TKP untuk melihat pada saat peristiwa kejadian dan peristiwa setelah kejadian. Ada lagi TKP pecel lele karena TKP ini merupakan di mana ada pertemuan tersangka," ungkap Kombes Pol Ibrahim Tompo.
Selain TKP, polisi juga memeriksa lima saksi mencurigakan di kasus Subang.
Baca juga: Ini Sosok Perwira yang Diperiksa Pada Kasus Subang: Hadir Saat Pemakaman Jenazah Tuti dan Amelia
Dari lima orang tersebut, ada tiga orang yang ternyata punya peran penting dalam lambannya pengungkapan kasus Subang.
"Ada pemeriksaan terhadap beberapa orang yang masuk di TKP satu hari setelah kejadian, di mana ada lima orang yang masuk di TKP tersebut. Yang masuk ini masuk tanpa prosedur dan masuk tanpa sepengetahuan penyidik," imbuh Ibrahim Tompo.
Tiga orang tersebut adalah anggota kepolisian yang diduga menjadi penyebab mandeknya pengungkapan kasus pembunuhan Tuti dan Amalia.
Sebab secara sengaja ketiga polisi tersebut masuk ke TKP dan membersihkan lokasi.
"Malah sampai di TKP (5 orang mencurigakan) itu melakukan pembersihan. Ini kan betul-betul bertentangan dengan pengungkapan kasus, di mana tidak boleh TKP dibersihkan," kata Kombes Pol Ibrahim Tompo.
Mengurai detail, Kombes Pol Ibrahim Tompo pun menguak sosok tiga polisi yang diduga terlibat dalam kasus Subang.
Ternyata tiga polisi tersebut masih punya hubungan saudara dengan tersangka kasus Subang yakni Yosef.
Baca juga: Danu Makin Berani Ungkap Kasus Subang, Sebut Yosep Cerita Soal Yayasan dan Butuh Uang
"Yang masuk membersihkan TKP ada keterlibatan anggota polisi, salah satunya perwira, kita lakukan pemeriksaan," ucap Kombes Pol Ibrahim Tompo.
"Perwira satu orang, bintara dua orang, dan memang ketiga orang ini punya hubungan keluarga dengan tersangka, tiga orang anggota polisi sedang dilakukan pemeriksaan," sambungnya.
Atas keterlibatan tiga polisi tersebut, penyidik tengah mendalami perannya.
Termasuk dengan dugaan ketiga polisi tersebut melakukan tindak pidana dan pelanggaran kode etik sebagai anggota kepolisian.
"Kita lakukan pemeriksaan, apakah yang bersangkutan (3 polisi), apakah menyalahi prosedur. Kedua, apakah memang yang bersangkutan punya kesalahan sesuai kode etik polisi karena memang tidak sesuai prosedur. Ketiga, apakah yang bersangkutan melanggar pidana, masih kita lakukan penyidikan," pungkas Kombes Pol Ibrahim Tompo.
Baca juga: Alasan Yoris Keluar dari Yayasan Pendidikan Milik Yosep, Takut jadi Target Pembunuhan Berikutnya
Sosok Perwira Polisi Terseret Kasus Subang
Sebelumnya, sosok perwira polisi yang ikut terseret dalam kasus Subang sempat jadi sorotan.
Pasalnya polisi menguak petunjuk soal jabatan sang perwira.
Diungkap Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan, sang perwira punya jabatan penting di Polres Subang.
"Iya (perwira yang terlibat kasus Subang bekerja di) Polres Subang," kata Kombes Pol Surawan.
Belakangan, muncul sebuah nama yang diduga sebagai oknum perwira tersebut.
Dia adalah keponakan tersangka Yosef, Briptu Arif.
Di tahun 2021, Arif pernah bertugas di bagian Inafis Polres Subang.
Namun kini kabarnya Arif telah dimutasi ke Pangandaran.
Baca juga: Peran 5 Tersangka Kasus Subang: Yosep Bopong Jasad Amalia ke Mobil, Mimin di TKP saat Eksekusi
Untuk diketahui, Arif sempat mendatangi TKP kasus Subang bersama Yosef, Yoris dan Mulyana.
Arif juga dituding sempat menyuruh Yoris anak Tuti untuk memindahkan mobil dari TKP ke rumahnya.
Terkait tudingan tersebut, Arif baru-baru ini mengurai klarifikasi.
Dengan tegas, Arif mengungkap alasannya datang ke TKP pembunuhan Tuti dan Amalia.
“Yang sebenarnya ialah sore setelah asar sekitar jam 17.00 WIB kurang, ada penyidik Reskrim Polres Subang mengobrol dengan keluarga yang berada di polsek,” ungkap Arif dilansir dari Tribun Jabar.
Langsung membantah pengakuan Yoris soal perintah pindahkan mobil dari TKP, Arif tegas.
Bukan dirinya, Arif mengatakan dua polisi Polsek dan Polres Subang memberi 'bisikan' bahwa mobil milik Amalia tersebut tidak ada keterkaitannya dengan kasus Subang.
“Mobil Yaris yang saat itu mereka bilang enggak ada keterkaitannya. Semua yang ikut mendengarkan setuju," akui Arif.
"Saya tidak tahu-menahu tentang mobil itu ujungnya dibawa ke mana atau oleh siapa," sambungnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Ternyata Tak Cuma 1 Polisi Terseret Kasus Subang, 2 Bintara Punya Peran, Diduga Langgar Kode Etik