Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekolah interkultural dengan model pendidikan pedagogi STEAM, Sampoerna Academy berupaya meningkatkan meningkatkan kesadaran budaya dan keterampilan seni siswa melalui penyelenggaraan workshop wayang dan gamelan.
Workshop bertajuk "Rhythms of Heritage: Mastering Gamelan and Wayang" ini sekaligus untuk membangkitkan semangat Sumpah Pemuda ke-95 lewat pengenalan budaya Indonesia kepada generasi muda sekaligus memacu kemampuan kognitif sejak dini.
"Wayang dan gamelan merupakan dua bentuk seni tradisional Indonesia sejak berabad-abad lalu serta memiliki nilai-nilai luhur yang dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda," ungkap Frida Widjaya, kepala sekolah Sampoerna Academy Sentul, Bogor.
Lewat workshop ini, siswa mendapatkan pelajaran langsung dari Kitsie Emerson, Education Director Griya Seni Ekalaya dan Wakidi Dwidjomartono, Artistic Director Griya Ekalaya yang juga seorang dalang wayang profesional.
Baca juga: Pertunjukan Wayang dari Berbagai Negara Akan Tampil di Gedung Pewayangan Kautaman
Griya Ekalaya adalah sebuah lembaga seni dan budaya berbasis di Solo, Jawa Tengah, yang bertujuan melestarikan budaya Indonesia, terutama wayang kulit dan gamelan
Selama pelatihan, siswa mendapatkan penjelasan mengenai sejarah, filosofi, dan teknik memainkan wayang dan gamelan dan bisa melatih keterampilannya memainkan wayang dan gamelan secara langsung.
Arya, siswa kelas 8 mengaku mendapatkan pengalaman menarik dari workshop ini terutama saat memainkan wayang dan gamelan. "Karena membutuhkan banyak perhatian dan detail untuk menguasainya," kata dia.
Menurutnya, melalui kegiatan ini dia bisa mempelajari ebih banyak mengenai budaya Indonesia.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Indonesia di kalangan generasi muda dan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan kognitif, keterampilan komunikasi, dan juga kompetensi STEAM,” kata Firda.