Dari dua Super Tucano nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 yang jatuh itu, salah satunya dilaporkan dalam kondisi rusak dan hancur.
Di samping itu, pihaknya mengalami kesulitan untuk berkomunikasi langsung dengan Tim Investigasi, karena kendala medan serta sinyal di lokasi.
Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati juga mengungkapkan, setelah nantinya kotak hitam berhasil ditemukan, investigasi kotak hitam bakal memakan waktu lama.
Baca juga: Saksi Mata Menangis dan Lari Selamatkan Diri sebelum Pesawat Super Tucano Jatuh
Namun, pihaknya memastikan nantinya akan ada kesimpulan sementara dalam mengungkap penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
Kesimpulan sementara akan diumumkan dalam waktu satu sampai dua minggu ke depan.
"Untuk membuka data dari FDR, tidak semudah yang dibayangkan, karena harus menggunakan peralatan khusus atau harus mendatangkan ahlinya dari pabrik pembuat pesawat. Akan tetapi ada kesimpulan sementara, tidak lebih dari satu atau dua minggu ke depan. Namun, kesimpulan sementara ini tidak bisa jadi pegangan," pungkasnya.
Sebagai informasi, ada empat perwira yang menjadi korban dalam insiden jatuhnya dua pesawat EMB-314 Super Tucano milik TNI Angkatan Udara (AU) di wilayah pegunungan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023).
Dua pesawat dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 tersebut terjatuh saat latihan formasi.
Selanjutnya, keempat perwira ini disemayamkan di Lanud Abdulrachman Saleh Malang pada Jumat (17/11/2023).
Sebanyak tiga jenazah perwira kemudian dimakamkan di TMP Untung Suropati Malang dan satu jenazah diberangkatkan ke Madiun untuk dimakamkan di TMP Kota Madiun.
Satu perwira yang dimakamkan di Kota Madiun adalah Mayor Pnb Yuda A Seta.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tiba di Lokasi Pesawat Jatuh di Pasuruan, Tim Investigasi TNI AU Akan Mencari Kotak Hitam