Korban yang duduk di kelas 9 SMP diminta untuk melakukan sikap kuda-kuda kemudian dipukul dan ditendang para senior secara bergantian.
"Namun karena korban tidak mendapatkan siswa sejumlah 4 orang akhirnya siswa mendapatkan hukuman yaitu berupa (doweran) yaitu sikap kuda-kuda ambil nafas kemudian dipukul dan tendang oleh seniornya," ungkapnya, Senin (27/11/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
AKP Imam menambahkan korban terjatuh usai mendapat pukulan dan tendangan di dadanya.
"Akhirnya oleh salah satu saksi diberikan pertolongan pertama dengan memberikan air setelah diberikan air minum dan dibawa ke teras kelas," sambungnya.
Lantaran kondisinya semakin parah, korban dilarikan ke RSUD Karanganyar.
"Namun kondisi korban tambah parah saat dipegang tangannya terasa dingin dan detak jantung sudah tidak ada."
"Akhirnya korban di bawa ke rumah Ruang IGD RSUD Kartini Kabupaten Karanganyar," bebernya.
Baca juga: Siswa SMP Meninggal setelah Latihan Silat, Hasil Autopsi Temukan Ada Pendarahan di Otak
Pihak rumah sakit menyatakan Wildan Ahmad tewas karena mengalami kekerasan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar, Agam Bintoro mengatakan korban merupakan siswa kelas 9 di SMPN 5 Karanganyar.
Sebelum meninggal, korban sempat latihan voli di Jaten kemudian lanjut latihan silat.
Saat dibawa ke RSUD Karanganyar, korban sudah dinyatakan meninggal.
"Informasi yang saya dapat belum lengkap, saat ini jenazah masih di RSUD dr Moewardi Solo," tandasnya.
Camat Karanganyar, Sunarto membenarkan korban yang tewas merupakan warganya dan sempat mengikuti latihan silat.
"Almarhum dibawa di RSUD Kartini Karanganyar, rencana jenazah akan diautopsi di RSUD dr Moewardi Solo untuk mengetahui penyebab kematian," tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul KESAKSIAN Ayah Korban Kasus Pelajar SMP Tewas saat Latihan Silat di Karanganyar, Pernah Dilarang
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Mardon Widianto)