Zhafirah pun disebut kini bisa sedikit berbicara.
"Alhamdulillah, bisa ngomong sedikit-sedikit, namun tak kami paksakan juga menceritakan kronologinya," kata Rani.
Rani pun mengucapkan terima kasih kepada tim gabungan yang berhasil mengevakuasi Zhafirah.
Alasan Pendakian di Gunung Marapi Tetap Dibuka
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) pada level II atau waspada sejak 3 Agustus 2011.
Kepala PVMBG Sumbar, Hendra Gunawan ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Gunung Marapi berada pada level II (waspada) sejak 2011.
"Betul," kata Hendra melalui pesan WhatsApp.
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 3 Desember pukul 18.00 WIB, maka tingkat aktivitas Gunung Marapi masih tetap pada Level II (waspada).
Terkait alasan pendakian di Gunung Marapi masih dibuka, Pelaksana Harian (Plh) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Dian Indriati buka suara.
Dian mengatakan pendakian Gunung Marapi dibuka setelah mendapat dukungan dari seluruh stakeholder.
Stakeholder itu di antaranya Pemkab Agam, Pemkab Tanah Datar, Dinas terkait yaitu Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, BPBD Tanah Datar, Basarnas, Wali Nagari Batu Palano, Aia Angek dan Koto Baru.
Selain itu BKSDA Sumbar juga telah memiliki SOP pendakian dengan batasan-batasan tertentu seperti, tidak boleh mendekati kawah hingga melakukan pendakian minimal berjumlah 3 orang dan sebagainya.
Dian mengatakan untuk level II (waspada) seluruh pendakian gunung api di Indonesia diberlakukan level ini.
"Contoh Gunung Bromo, Kerinci, Rinjani dan lain-lain dibolehkan melakukan pendakian sepanjang memiliki mitigasi dan adaptasi bencana," ujar Dian Indriati, Senin (4/12/2023), dikutip dari TribunPadang.com.