TRIBUNNEWS.COM - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DIY memuntahkan 8 kali awan panas guguran (APG) pada Jumat (8/12/2023), sepanjang pukul 14.49 WIB hingga 15.48 WIB.
Material vulkanik meluncur ke arah barat daya sejauh 3,5 kilometer atau Kali Krasak.
Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di sekitar Gunung Merapi dan mengantisipasi gangguan abu vulkanik.
Selain itu, antisipasi terhadap bahaya banjir lahar harus dilakukan lantaran sudah memasuki musim hujan.
Baca juga: Kemunculan Awan Panas Guguran Gunung Merapi Picu Hujan Abu di Magelang
Hingga saat ini status Gunung Merapi berada di level III atau siaga.
Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, potensi bahaya berupa APG dan guguran lava di sektor selatan hingga barat daya seperti sungai boyong, sungai bedog, sungai krasak, dan sungai bebeng.
Sedangkan sektor tenggara yang perlu diwaspadai yakni sungai woro dan sungai gendol.
Jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat terlempar sejauh radius 3 km dari puncak.
APG Gunung Merapi terpantau dari Pos Jurangjero dan Pos Babadan.
Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan mengonfirmasi adanya APG Gunung Merapi.
Baca juga: BKSDA Sumatra Barat Diduga Lalai yang Akibatkan Jatuhnya Korban Erupsi Gunung Marapi
Tim Pos Babadan, Yulianto mengonfirmasi adanya APG Gunung Merapi meski secara visual APG tertutup kabut putih.
Yulianto menjelaskan, hujan di Gunung Merapi mengakibatkan abu vulkanik mengarah ke wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten di Kabupaten Magelang.
Untuk wilayah Kabupaten Boyolali abu vulkanik mengarah ke Desa Stabelan, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Tlogolele.
"Berdasarkan laporan tim yang sedang piket dari Pos Babadan melaporkan visual sementara tertutup kabut. Namun memang terpantau ada APG Gunung Merapi," ungkapnya, dikutip dari rilis resmi BNPB.