News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mutilasi di Malang

Belum Sempat Pulang Hadiri Pengabenan Sepupu, Sutarini Dimutilasi Suami, Jenazah Diaben Hari Ini

Penulis: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ni Made Sutarini (55), asal Dusun Banda, Desa Takmung, Klungkung, Bali tewas di tangan suaminya, James Loodewyk Tomala, Sabtu (30/12/2023) lalu. Sebelum meninggal, Made Sutarini ternyata sudah berencana untuk pulang ke kampung halamannya di Dusun Banda, Klungkung, Rabu (3/1/2024).

TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Ni Made Sutarini (55), asal Dusun Banda, Desa Takmung, Klungkung, Bali tewas di tangan suaminya, James Loodewyk Tomala, Sabtu (30/12/2023) lalu.

Sebelum meninggal, Made Sutarini ternyata sudah berencana untuk pulang ke kampung halamannya di Dusun Banda, Klungkung, Rabu (3/1/2024).

Dia bermaksud untuk menghadiri upacara pengabenan sepupunya.

Namun takdir berkata lain, 4 hari sebelum pulang kampung, Sutarini meninggal dunia dengan cara tragis.

Baca juga: Motif Seorang Suami di Kota Malang Mutilasi Istri 

Dia dibunuh dan dimutilasi oleh suaminya, James Loodewyk Tomala.

Mengutip Tribun Bali, Bendesa Adat Banda, Made Wista mengatakan Made Sutarini masih sering pulang ke kampung halamannya di Banjar Banda, Desa Takmung.

Bahkan rencananya, Rabu, Sutarini akan pulang ke Banjar Banda karena pada Kamis 4 Januari 2024 akan digelar upacara ngaben dari sepupu Sutarini yang meninggal dunia.

"Kebetulan sepupunya ada yang meninggal dan tanggal 5 mau diaben, katanya dia (Sutarini) mau pulang. Tapi tiba-tiba ada kabar dari Malang kalau dia (Sutarini) meninggal dunia dengan sadis (dimutilasi)," ungkapnya.

Made Wista membenarkan, Made Sutarini merupakan warga dari Banjar Banda, Desa Takmung.

"Dulu sebelum menikah memang warga Banda," ungkap Wista.

Sementara itu kerabat dari Sutarini, Wayan Surata mengungkapkan, ibu dua anak tersebut cukup sering pulang ke rumah keluarganya di Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung.

"Terakhir (Sutarini) pulang saat Hari Saraswati lalu untuk bersembahyang. Serta berkunjung ke keluarga, karena jika di Malang ia (Sutarini) merasa terkekang," ujar Wayan Surata yang merupakan sepupu dari Sutarini, Selasa.

"Kakak dan adik dari Sutarini yang berangkat ke Malang, membawa tirta dari sanggah dan kawitan. Kalau tirta pura desa tidak ada, karena Sutarini sudah bukan warga desa adat di sini (Desa Adat Banda) pasca menikah," ungkap dia.

Baca juga: Sosok Suami yang Tega Mutilasi Istrinya di Malang Terungkap, Disebut Jarang Bersosialisasi

"Rencana besok pulang ke Bali, karena ada upacara pengabenan adik saya. Tapi Tuhan berkehendak lain, belum sempat pulang ke Bali, ia (Sutarini) meninggal dunia," ungkap Surata.

Jenazah Ni Made Sutarini rencananya diaben hari ini, Rabu (3/1/2024) di Malang.

Upacara pengabenan akan difasilitasi PHDI Malang dan kerabat korban di Surabaya Jawa Timur.

Suardana beserta kakak tertua korban, Ni Wayan Suarini telah berangkat ke Malang Selasa (2/1/2024) kemarin untuk membawa tirta (air suci) di sanggah dan kawitan untuk upacara pengabenan Made Sutarini.

Duka Keluarga

Kepergian Ni Made Sutarini, ibu dua anak ini membawa duka mendalam bagi keluarganya di Bali.

I Komang Suardana (48), adik kandung Ni Made Sutarini tampak meneteskan air mata saat berbincang dengan Tribun Bali, Selasa (2/1/2024).

Dia mengenang sang kakak yang meninggal di tangan suaminya sendiri, James Loodewyk Tomala dengan cara dimutilasi.

Komang Suardana menceritakan saat bekerja di Surabaya dan mengetahui kakaknya sering mendapat perlakuan kasar dari suaminya.

"Saya dulu pernah bekerja di Surabaya. Waktu saya di Surabaya, sering kakak saya (Sutarini) dipukuli oleh suaminya, sampai disundut dengan rokok," ujar Suardana saat ditemui di kediamannya di Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung, Bali, kemarin.

Baca juga: Mutilasi Istri Sendiri, Pria Warga Blimbing Malang Serahkan Diri ke Pollsi

Menurut Suardana, Sutarini sudah sejak lama ingin melapor ke polisi, namun hal itu urung dilakukan karena anak-anaknya masih kecil.

Bahkan sampai kedua anaknya dewasa, Sutarini masih kerap mendapatkan perlakuan kekerasan hingga disekap dari suaminya.

Sehingga Sutarini lebih memilih tinggal bersama kerabatnya di Surabaya dan jarang pulang ke Malang.

"Kedua anaknya bahkan lebih sering bersama ibunya. Sekarang anak yang pertama kerja di Singapore, yang kedua jadi teknisi di rumah sakit di Badung," ungkapnya.

Suami Sutarini Marah-marah dan Mengancam

Wayan Surata mengatakan, dua minggu lalu, suami Ni Made Sutarini, James Lodewyk sempat pulang ke rumah keluarga Sutarini di Banjar Banda, Desa Takmung.

James datang marah-marah, dan menanyakan keberadaan Sutarini.

"Ia (James) ke sini (rumah Sutarini) marah-marah. Nanya di mana Made (Sutarini)," ungkap Surata.

James berada di rumah Sutarini sekitar dua jam, dan terus marah-marah menanyakan keberadaan Sutarini.

Padahal Sutarini berada di rumah kerabatnya di Surabaya.

"Saya diminta menelepon, tapi saya dapat kode dari anaknya untuk tidak bilang keberadaan Sutarini. Saya katakan telponnya menghubungi dan tidak diangkat," ungkap dia.

Bahkan sebelum pergi, James sempat mengancam akan membunuh Sutarini jika ketemu.

"(James) sempat bilang, kalau ketemu, saya bunuh dia (Sutarini). Suaminya (James) sempat mengancam seperti itu," terang Surata.

Sebelum pembunuhan tragis tersebut terjadi, kerabat di Surabaya sebenarnya sudah melarang Sutarini ke Malang.

Kebetulan Sutarini merupakan ketua arisan di sebuah yayasan.

Ia tidak pulang ke rumahnya di Malang, namun pergi ke Yayasan.

"Saat ke Malang itulah, kebetulan Sutarini hendak beli nasi. Saat itu dilihat suaminya (James). Tangan Sutarini ditarik, lalu diajak pulang ke rumahnya. Terjadi percekcokan, dan terjadilah kejadian pembunuhan," jelas Surata.

Keluarga pertama kali mengetahui pembunuhan terhadap Sutarini dari anak laki-lakinya.

Kebetulan saat itu anak laki-laki ditelepon oleh tetangga di Malang, dan memberi kabar jika Sutarini dibunuh suaminya.

"Keluarga di sini tentu syok, apalagi dikatakan dimutilasi dengan keji. Keluarga di Bali semua syok," ungkap Surata.

Kronologis Pembunuhan

Peristiwa pembunuhan dan mutilasi terjadi setelah pelaku James menjemput korban di Taman Krida Budaya yang berada di Jalan Soekarno Hatta, Sabtu (30/12/2023) pukul 08.15 WIB.

Kemudian keduanya pun pulang ke rumah di Jalan Serayu, Nomor 6, Kecamatan Blimbing.

Keduanya tiba di rumah sekira pukul 10.30 WIB.

Sesampainya di rumah, pasutri ini terlibat pertengkaran hingga pelaku memukul korban.

"Tersangka memukul kepala korban dengan tangan lalu mencekik leher korban hingga meninggal dunia pada pukul 11.00 WIB," kata Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto kepada TribunJatim.com, Minggu (31/12/2023).

Setelah mengetahui istrinya meninggal dunia, pelaku berupaya menyembunyikan jasad korban.

Di tengah kebingungan, muncul ide di benaknya melakukan mutilasi terhadap tubuh istrinya menjadi beberapa bagian.

"Dugaan awal, mutilasi dilakukan tersangka karena berencana menghilangkan jenazah korban," katanya.

Lantas James pun memutilasi tubuh korban menggunakan pisau besar atau parang dan pisau kecil menjadi 10 bagian.

Adapun bagian tubuh yang dipotong di antaranya bagian kepala-leher, lengan kanan atas-telapak tangan, lengan kiri atas-telapak tangan, torso (badan), paha atas kanan-lutut, paha atas kiri-lutut, betis kanan-engkel, betis kiri-engkel, telapak kaki kanan dan telapak kaki kiri.

Setelah melakukan aksinya, pelaku lantas menyerahkan diri ke Polsek Blimbing pada Minggu (31/12/2023) pagi.

Kepada polisi ia mengakui seluruh perbuatannya.

"Tersangka menyerahkan diri, sehingga peristiwa ini terungkap. Dan hingga saat ini, tersangka masih kami periksa," katanya.

Polisi segera datang ke lokasi rumah tersangka dan melakukan olah TKP.

Sedangkan jenazah korban, dievakuasi dan dibawa ke Kamar Jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Dari hasil penyelidikan sementara, permasalahan rumah tangga menjadi motif tersangka tega menghabisi nyawa korban.

Sumber: Tribun Bali

Diolah dari artikel yang telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Jenazah Ni Made Sutarini Diaben Hari Ini oleh PHDI Malang, Keluarga dari Bali Bawa Air Suci

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini