TRIBUNNEWS.COM - Polisi akhirnya menangkap kakak beradik pelaku carok di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024).
HB (40) dan adiknya, WD (35) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus carok yang mengakibatkan empat orang tewas.
Tiga korban meninggal di lokasi kejadian, sedangkan satu lainnya menghembuskan napas terakhir di perjalanan ke Puskesmas Tanjung Bumi.
Adapun identitas keempat korban adalah MTD, MTJ, NJR dan MH.
Melansir TribunMadura.co, sebelum kejadian, HB mengaku sempat meminta izin orang tuanya.
Ia mengaku kepada kedua orang tuanya memiliki masalah.
HB pun sempat dilarang oleh orang tuanya untuk pergi ke lokasi kejadian.
"Orang tua tidak tahu saya berhadapan dengan siapa, saya hanya bilang punya masalah."
"Ibu melarang saya (kembali ke TKP)," kata HB di hadapan Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya, Minggu (14/1/2024).
Namun, HB yang pernah belajar silat saat merantau di Kalimantan bersikukuh kembali ke lokasi terjadinya cekcok dengan korban MTJ.
Berbekal celurit, HB mengajak adiknya pergi ke lokasi kejadian.
Baca juga: Tragedi Carok di Bangkalan Tewaskan 4 Orang: Kronologi hingga Penyebab
Sebelumnya, MTJ memang menantang duel.
"Kone'eh gemanah kakeh (ambil senjatamu)," ujar HB menirukan ucapan MTJ saat itu.
Di tengah cekcok, HB sempat menerima beberapa pukulan dari korban MTJ.
Sementara adik korban, MTD disebut tersangka mengeluarkan sebilah celurit.
"Jek ngal-bengal nyapah engkok (kok beraninya menyapa saya)," ucap HB menirukan perkataan MTJ.
Diakui HB, ia hanya sebatas tahu MTJ, namun tak mengenalnya secara pribadi.
Sementara korban MHF diakui HB masih keluarga jauh.
"Ketika (celurit) saya patah, saya ambil punya MTJ yang tubuhnya sudah ambruk, lanjut (carok) dengan yang lain," tandasnya.
Kronologi Kejadian
Melansir TribunMadura.co, insiden maut itu terjadi bermula saat HB hendak berangkat tahlilan, setelah melaksanakan salat Magrib.
Sebelum berangkat, HB sempat duduk di depan sebuah pos ronda.
Ketika itu, datang MTJ dan MTD dengan mengendarai sepeda motor secara berboncengan.
Sepeda motor keduanya melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga ditegur oleh HB.
"Pelaku menegur korban namun korban turun dari motor hingga terlibat cekcok dengan pelaku," kata Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya di Mapolres Bangkalan.
Cekcok mulut itu terus berlanjut hingga terjadi pemukulan terhadap HB oleh MTJ dan MTD.
HB yang kalah kemudian pulang.
Namun, ia berpesan kepada MTJ dan MTD agar tidak meninggalkan lokasi.
Baca juga: Detik-detik Carok Berdarah di Bangkalan, 4 Warga Tewas Terkena Celurit, 2 Pelaku Ditangkap
HB berjanji akan kembali lagi menemui keduanya.
Dalam perjalanan pulang HB berpapasan dengan adiknya, WD.
Ia pun mengadu habis dipukuli dua orang.
Kakak-beradik itu lantas pulang dan mengambil celurit.
Sementara di lokasi pemukulan, MTJ dan MTD masih menunggu HB.
Namun, kali ini, ada tambahan dua orang yakni NJ dan MH.
"Pelaku sempat pulang ke rumah, di tengah perjalanan bertemu saudaranya."
"Pelaku di rumah mengambil dua bilah celurit. Ketika kembali ke TKP, salah seorang pelaku mengejar korban dan terjadilah carok," ungkap Febri.
Enam orang itu kemudian bertemu di lokasi pemukulan.
HB lantas berduel dengan keempat lawannya dengan dibantu WD.
Keempat lawan HB dan WD semuanya terkapar dengan luka bacok di beberapa tubuhnya.
Sementara HB dan WD langsung diamankan polisi.
Motif Carok
Masih dari TribunMadura.co, Febri menuturkan, carok itu dipicu lampu sorot motor.
Lampu sorot motor yang dikendarai MTj dan MTD mengenai mata HB.
Oleh karenanya, HB menegur MTJ dan MTD.
"Cekcok awalnya karena lampu sorot motor mengenai mata terus ditegur, karena juga laju motor terlalu kencang saat melintas," jelas Febri.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pengakuan Kakak Beradik Tersangka Carok di Bangkalan, Pernah Belajar Silat sampai Izin ke Ibu
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunMadura.com/Ahmad Faisol, Kompas.com/Taufiqurrahman)