Sumatera Selatan Cetak Rekor MURI di Gelaran Kompetisi Code Blue Bagi Rumah Sakit
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencetak rekor MURI dalam hal tingkat kepesertaan dalam gelaran Kompetisi Code Blue yang mereka selenggarakan.
Kompetisi ini disebutkan menjadi bagian dari upaya Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan Agus Fatoni untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga kesehatan di Rumah Sakit (RS).
Upaya peningkatan itu dilakukan lewat kompetisi simulasi Code Blue.
Baca juga: Pj Gubernur Sumatera Selatan Minta Kades Hindari Potensi Konflik dalam Pemilu 2024
Diharapkan SDM medis mengenali kejadian henti jantung sehingga dapat melakukan tindakan cepat dalam memberikan bantuan hidup dasar bagi pasien.
Perlombaan simulasi Code Blue mampu meraih rekor muri.
"Ini tentu hasil kerja keras dan kerja bersama kita semua. Karena tidak mudah melaksanakan dan menyelenggarakan ini semua tanpa bantuan semua pihak, partisipasi panitia dan semuanya," ujar Fatoni, Senin (15/1/2024).
Fatoni menyebut kegiatan ini sangat penting dilakukan guna meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan.
Menurutnya, terdapat tiga hal yang perlu dioptimalkan, selain SDM yang harus memadai pentingnya dukungan peralatan medis dan anggaran juga sangat menentukan pelayanan kesehatan ke depannya.
"Peningkatan kualitas SDM ini penting karena punya alat secanggih apapun dan sebesar apapun jika anggaran tidak ada gunanya, juga jika SDM-nya tidak menguasai dan SDM tidak ada kapasitas," jelasnya.
Fatoni menyebut peningkatan kapasitas seperti ini sangatlah penting agar SDM memiliki keahlian, keterampilan serta pengalaman.
Oleh karena itu, untuk membentuk SDM yang mumpuni juga diperlukan tiga hal penting, yaitu ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan serta jam terbang atau pengalaman.
Cetak Rekor Muri
Kompetisi Code Blue yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (Perdatin) Indonesia Cabang Sumatera Selatan (Sumsel) berhasil mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai penyelenggara dengan peserta terbanyak.
Kegiatan ini dilaksanakan di Palembang Sport and Convention Center (PSCC).
"Pencatatan rekor Muri kompetisi Code Blue dengan peserta terbanyak ini tidak akan tercapai tanpa campur tangan Pj Gubernur. Berkat dukungan fasilitas gedung dan peralatan yang diberikan Pj Gubernur kegiatan ini bisa kita selenggarakan," kata Ketua Perdatin Sumsel dr. Zulkifli, Sp.An.TI. Subsp. TI. (K).
Menurut Zulkifli, fasilitas Code Blue sangat dibutuhkan di rumah sakit (RS), puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya guna menginformasikan kepada tim respon cepat saat terjadinya kondisi darurat.
Apa Itu Code Blue
Code blue merupakan kode yang digunakan di rumah sakit saat terjadi keadaan darurat medis, seperti serangan jantung atau gangguan pernapasan.
Code blue digunakan untuk menginformasikan bahwa ada kondisi darurat dan personel rumah sakit harus segera bertindak.
Selain code blue, ada juga kode lainnya yang digunakan untuk memberikan sinyal kepada petugas medis.
Dilansir dari Cleveland Clinic, code blue adalah kode yang digunakan untuk memberikan informasi bahwa terdapat kondisi darurat dan personel rumah sakit harus segera bertindak.
Setiap rumah sakit mempunyai kebijakan tersendiri mengenai kejadian yang melibatkan code blue. Melansir Kementerian Kesehatan, biasanya rumah sakit mengerahkan tiga hingga lima orang staf medis sebagai tim khusus untuk menangani kondisi code blue.
Tim code blue harus siap siaga di tempat kejadian saat dibutuhkan dan diharapkan untuk datang ke lokasi minimal lima hingga 20 menit untuk melakukan penanganan medis.
Jika melebihi waktu tersebut, maka harapan hidup pasien akan turun.
Kapan code blue digunakan?
Code blue digunakan untuk situasi darurat. Seorang dokter atau perawat biasanya memanggil tim code blue agar staf yang bertugas segera merespons keadaan darurat.
Dilansir dari WebMD,tim yang terlibat dalam code blue harus memiliki pengalaman dalam menangani kondisi jantung tingkat lanjut atau melakukan resusitasi atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) pada pasien.
Jadi, tim yang bertugas menangani kondisi code blue harus ada yang bertindak sebagai spesialis, seperti ahli anestesi atau penyakit dalam.
Biasanya, code blue digunakan ketika pasien berada dalam kondisi berikut:
- Henti jantung paru
- Perubahan status mental
- Nyeri dada
- Presinkop atau kondisi di mana seseorang seolah ingin merasa pingsan tapi tidak hilang kesadaran
- Nyeri dada
Kekhawatiran umum tentang status pasien Tim code blue akan segera diterjunkan ketika pasien mengalami beberapa kondisi di atas untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius.
Kode yang digunakan di rumah sakit Rumah sakit memiliki beberapa kode sebagai informasi kepada petugas medis yang bekerja.
Mengutip WebMD, sebagian besar rumah sakit mengandalkan sistem pengkodean standar untuk mengomunikasikan keadaan darurat.
Kode-kode ini tidak terbatas pada kejadian medis dan saat ini tidak ada standar khusus yang digunakan di rumah sakit. Penggunaan kode rumah sakit memungkinkan staf dengan cepat mengkomunikasikan status situasi dengan kata-kata minimal.
Nah, code blue biasanya digunakan untuk memberi tahu staf rumah sakit bahwa pasien membutuhkan resusitasi karena keadaan gawat darurat medis.