Laporan Wartawan Tribunnews Hasiolan Eko P
TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Cetak biru pengembangan dan akselerasi Gorontalo menjadi Kota Agropolitan dalam tajuk Visi 2051 diumumkan, Senin (22/1/2023).
Cetak biru itu menggambarkan, fokus utama dari akselerasi terletak pada pembangunan Pelabuhan Internasional Anggrek dan Kawasan Industri Anggrek sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, yang akan menjadi dua lokomotif utama mewujudkan visi Kota Agropolitan.
Hal itu diungkapkan Rachmat Gobel selaku Chairman & Shareholder Gobel Group yang menggaungkan wacana tersebut pada 2021 silam.
Gobel menyampaikan cetak biru dan peta jalan pembangunan Gorontalo yang telah didiskusikan bersama berbagai elemen masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Gorontalo.
“Untuk mengatasi tantangan ini, Visi 2051 hadir untuk menawarkan harapan yang menggambarkan Gorontalo sebagai pusat ekonomi yang tumbuh pesat sebagai Kota Agropolitan. Fokus kami adalah melalui pembangunan yang lebih terfokus pada tiga sektor krusial: pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan sebagai pilar pertama, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai pilar kedua, dan sektor pangan serta herbal sebagai pilar ketiga," dalam pemaparannya, dikutip Senin.
Baca juga: Bincang-bincang dengan Warga Gorontalo, Fadel Muhammad: Jika Daerah Ingin Maju, Berdayakan Rakyat
Dia menegaskan, target pihaknya adalah menjadikan Gorontalo dari provinsi termiskin ke-5 menjadi provinsi termakmur ke-5 di Indonesia.
"Dengan pendekatan ini, kami berharap mengintegrasikan sektor pertanian dan perikanan, sebagai mata pencaharian utama masyarakat Gorontalo, dengan industri nasional dan pasar ekspor global," kata dia.
Dampak positif yang diharapkan, tambahnya, adalah penciptaan 100 ribu lapangan kerja dari hulu hingga hilir, memberikan kehidupan baru bagi Gorontalo.
Diproyeksikan Jadi Pusat Pengolahan Produk Pertanian dan Perikanan
Wilayah Kawasan Industri Anggrek diproyeksikan akan menjadi pusat pengolahan dan kemasan untuk produk pertanian dan perikanan yang akan diekspor ke berbagai negara di kawasan Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan.
Proyek ini diharapkan akan meningkatkan nilai investasi lebih dari IDR 835 triliun, menggerakkan 140.000 TEUs logistik, memperkuat industri di luar Pulau Jawa.
Suleman Lakoro, Sekda Gorontalo Utara mengatakan, pemerintah provinsi bersama masyarakat
Gorontalo menyambut kehadiran dua lokomotif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu, Pelabuhan Internasional Anggrek dan Kawasan Industri Anggrek oleh PT AGIT (Anggrek Gorontalo Terminal International) sebagai pengelola Pelabuhan Anggrek dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), sebagai tonggak pembangunan ekonomi di Gorontalo.
“Ini tidak hanya akan membuka peluang lapangan pekerjaan yang luas, tetapi juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat sehingga sejalan dengan kebutuhan industri yang berkembang," kata dia.
Selain Pelabuhan Internasional Anggrek yang meningkatkan konektivitas Provinsi Gorontalo ke Kawasan Asia Timur, kehadiran Kawasan Industri Anggrek membawa harapan besar bagi Provinsi Gorontalo untuk menjadi kota agropolitan yang menjadi pusat lumbung pangan dan penopang perekonomian di Indonesia Timur.
Pembangunan Kawasan Industri Anggrek akan difokuskan pada sektor pengolahan pangan, termasuk perikanan dan agrikultur.
Pemilihan fokus ini didasarkan pada potensi kawasan ini dalam agribisnis, mencakup produksi jagung, cokelat, kelapa, dan perikanan, beserta pengembangan produk turunannya, sebagai faktor kunci yang dapat ditingkatkan.