TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 12 petani di Jembrana, Bali tersambar petir saat berteduh di sebuah gubuk pada Sabtu (27/1/2024) sore.
Satu petani bernama Ni Wayan Suriati (58) dinyatakan tewas dan tiga petani mengalami luka berat.
Sementara delapan petani lainnya mengalami luka ringan dan telah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Kapolsek Kota Jembrana, Iptu Richard Damianus Pengan mengatakan, lokasi gubuk yang terkena sambaran petir berada di tengah sawah.
Proses olah TKP telah dilakukan tim INAFIS Polres Jembrana.
"Kita sudah mengecek kondisi korban. Dari 12 orang tersebut sebagian besar sudah boleh pulang," paparnya, Sabtu, dikutip dari TribunBali.com.
Korban yang meninggal merupakan petani perempuan yang berasal dari Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
"Untuk yang luka ringan informasinya akan segera boleh pulang sesuai petunjuk dokter. Namun untuk luka berat masih harus menjalani perawatan," tuturnya.
Para korban merupakan petani yang sedang panen semangka di wilayah Subak Kawis, Desa Budeng.
Setelah insiden terkena sambaran petir, 12 petani langsung dilarikan ke RSU Negara.
"Saat ini semua korban telah mendapat perawatan karena mengalami luka bakar di bagian tubuhnya. Satu orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut," pungkasnya.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut Rombongan Ziarah Wali di Gresik, Sopir Diduga Mengantuk, 5 Orang Tewas
Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Agus Riwayanto Diputra mengatakan, satu korban yang mengalami luka berat dirujuk ke RSU Tabanan.
"Sementara ada tiga korban yang masih dirawat di rumah sakit. Satu di antaranya dirujuk ke RS lain untuk mendapat penanganan lebih lanjut," ucapnya.
Sosok Korban yang Meninggal
Korban yang meninggal, Ni Wayan Suriati dikenal sebagai wanita yang multi talenta dan tak pernah mengeluh akan pekerjaannya.
Keluarga korban, Ketut Sarya Widana (58) mengaku tak punya firasat Ni Wayan Suriati akan meninggal.
"Kami di keluarga biasa-biasa saja. Artinya tidak ada pertanda apapun sebelum kejadian tersebut (sebelum korban tersambar petir)," bebernya.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Simalungun yang Tewaskan 5 Guru, Sopir Truk Jadi Tersangka dan Positif Narkoba
Sebelum meninggal, wanita tersebut meminta difoto dengan posisi melambaikan tangan.
"Sempat minta foto dengan tangan melambai. Biasanya, mungkin sebelumnya beliau tidak pernah sampai seperti itu (meminta foto)," imbuhnya.
Selama ini, Ni Wayan Suriati sering berganti-ganti pekerjaan dan dianggap sebagai wanita tangguh.
"Multi talenta sekali. Apa saja dikerjakan, mulai dari jadi petani, membuat upakara Banten hingga memasak. Kadang beliau dipanggil sebagai juru memasak saat hajatan-hajatan di tetangga," tandasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBali.com dengan judul Ni Wayan Suriati Tewas Tersambar Petir, 12 Petani Jadi Korban Saat Berteduh di Sawah di Jembrana
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunBali.com/I Made Prasetia Aryawan)