TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rizki (27), pria asal Sampang, tega menganiaya bayi pacarnya yang masih berusia 2 tahun 6 bulan hingga tewas.
Persitiwa penganiayaan bayi berinisial SRH tersebut terjadi di sebuah tempat kos Jalan Kutisari V No 11, Surabaya, Jawa Timur.
Sebelum meninggal, bayi malang tersebut berkali-kali dianiaya Rizki mulai dari leher dicekik hingga kepala dibenturkan ke ubin lantai.
Akibat kekerasan yang dialaminya tersebut korban mengalami patah tulang tengkorak bagian belakang, pendarahan pada otak besar-kecil, batang serta otot dinding perut.
Ditambah lagi, ada pembekuan darah di jantung.
Baca juga: Ibu Muda di Samarinda Tega Bunuh Anak Baru Dilahirkan, Begini Kronologi hingga Motifnya
Peristiwa berawal saat Riski menjalin hubungan dengan SR, ibu dari SRH.
SR sendiri diketahui masih berstatus istri orang.
Karena menjalin hubungan kasih, pada 13 Februari 2024, SR menitipkan anaknya SRH kepada Riski.
Rizki pun menyanggupi permintaan SR.
Baca juga: Seorang Nenek Lempar Pertanyaan ke PM Benjamin Netanyahu: Akankah Bunuh Anak-anak Hasilkan Sesuatu?
Ketika SR sudah pergi meninggalkan kos, Rizki mulai kesal dengan korban yang menangis.
Bahkan, sampai korban Buang Air Besar (BAB) pun dibiarkan begitu saja.
"Saya sebenarnya sudah nenangin korban tapi masih nangis terus," kata Rizki saat dihadirkan dalam rilis di Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/2/2024).
Rizki diketahui menjaga korban sambil menyambi main judi online dan kalah.
Tiba-tiba, korban menangis kencang dan pelaku langsung merasa terganggu dengan tangisan korban tersebut.
Diduga pelaku melampiaskan kekesalannya akibat kalah bermain judi dengan menganiaya korban.
Rizki mencekik leher dan membenturkan kepala SRH ke lantai hingga tewas.
Perbuatan itu dilakukan dengan maksud agar korban berhenti menangis.
Dia kesal selama korban ditinggal kekasihnya selalu menangis.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono, mengatakan kasus yang sedang ditanganinya ini bisa dibilang ibu korban (SR) terjerumus dalam pelarian.
Bermula karena hubungan rumah tangga kurang hormanis, SR menjalin cinta bersama lelaki lain.
"Pergi meninggalkan rumah dan memutuskan tinggal bersama selingkuhan, namun akhirnya kehilangan anak setelah menitipkan pada orang yang salah," kata Hendro.
Lebih lanjut, Hendro menuturkan kasus bayi dibunuh pacar ini mirip dengan kasus Dante.
Kisah hidup dua korban tersebut sama-sama dibunuh pacar ibunya.
Sang ibu menitipkan anak ke pacar karena harus kerja, namun ketika pulang mendapat petaka.
Yang berbeda ibu Dante sudah cerai dari suaminya, sedangkan kasus di Surabaya si ibu masih berstatus istri orang.
"Namun, motif dua kasus ini juga berbeda," ujarnya.
Kumpul Kebo
Sementara itu, Suli (50), warga sekitar menceritakan kesaksiannya keseharian pelaku Rizki.
Pelaku tinggal di kos bersama seorang wanita, serta satu anak laki-laki usia sekitar 2 tahun.
Kamarnya berada di lantai 2.
Ia sebenarnya tak mengenal pelaku, ngobrol pun tidak pernah.
Dia tahu di mana pelaku tinggal karena letak kos berdampingan dengan rumahnya.
Hanya tahu kalau pelaku adalah penghuni kos gara-gara awal Januari lalu Suli sering mendengar tangisan bayi anak kecil.
“Kalau saya duduk di teras sering dengar suara tangisan dari kamarnya. Selang mungkin tiga hari saya baru tahu ada penghuni kos pria dan wanita, serta anak laki laki usia sekitar 2 tahun,” ujar Suli.
Ia tak menduga kalau sebenarnya penghuni kos tersebut adalah pasangan kumpul kebo.
"Tidak ada yang mencurigakan," ucapnya.
Setahunya, pasangan itu setiap hari sering terlihat gantian keluar rumah mengenakan seragam, layaknya pegawai pabrik.
"Kerja di mana gak tahu, cuma sempat lihat ibunya gendong anaknya keluar kos beli gorengan. Sempat batin badan ibunya sintal, tapi kok anaknya kurus. Cuma tak batin aja," ucap Suli.
Ternyata di kos tersebut ada warga yang teman kerja Rizki, yaitu Heru.
Heru dan pelaku sama-sama kerja di gudang e-commerce di Rungkut (depan Polsek Tenggilis Mejoyo).
Rizki di lingkungan kerja sering dipanggil Susanto.
Sebelumnya, Susanto sendiri tinggal di kos-kosan.
Baru mulai Januari 2024 tinggal bersama ibu korban.
"Saya sempat anya Susanto, gak ada acara nikah kok tiba-tiba ada perempuan di kos. Dijawab perempuan itu sudah janda dan mereka sudah nikah siri. Saya pikir waktu itu benar. Lah kok ternyata jadi begitu," ucap Heru.
Ketua RT setempat, Zainul Arifin, mengakui telah kecolongan di lingkungannya ada warga musiman yang ternyata pasangan kumpul kebo dan berujung insiden pembunuhan.
Ia mengaku geram kepada pelaku maupun pasangan pelaku.
Untuk ke depan ia akan lebih hati-hati terhadap penghuni kos baru di wilayahnya.
"Sebenarnya saya sudah minta KTP lewat tuan rumahnya, tapi dibilang belum dikasih pasangan kumpul kebo itu. Ternyata gak lama ada kejadian pembunuhan, saja saya kasihan sama korban," tandas Zainul.
Penulis: Tony Hermawan
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pebinor Sadis Bunuh Bayi Pacar di Surabaya, Berawal Kalah Judi Online dan Kesal Tangisan Korban