TRIBUNNEWS.COM, LUBUKLINGGAU- Pasangan suami istri, Agus dan Tania warga Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan mengaku ditolak RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau ketika hendak menyambut kelahiran anak pertamanya.
Agus dan Tania mengatakan justru diarahkan melahirkan di tempat lain dengan alasan inkubator rumah sakit rusak.
Kejadian penolakan rumah sakit ini pun viral di media sosial Kota Lubuklinggau.
Baca juga: Video Viral Jenazah Diangkut Motor Roda Tiga, Meninggal karena Ditolak RS, Ini Faktanya
Peristiwa penolakan itu bermula saat Agus bersama istri serta ibu mertuanya pergi ke klinik salah satu bidan yang ada di daerah Jalan Depati Said untuk melahirkan pada Minggu malam.
"Sampai di klinik setelah melihat kondisi istri saya bidan memberikan rujukan untuk membawanya ke RS Siti Aisyah dan bidan pun langsung memesan taxi online," ungkapnya pada wartawan, Rabu (28/2/2024).
Agus mengungkapkan, sebab kondisi istri dan calon anaknya sudah sangat darurat bahkan salah satu kakinya sudah keluar.
"Ya sudah darurat, bahkan kaki anak saya pun itu sudah keluar", ujarnya.
Setibanya di RS ia kecewa karena tidak ada penanganan serius baik dari perawat ataupun dokter rumah sakit, mereka hanya memegang perut istri saya selebihnya tidak ada.
"Kemudian perawat dari RS tersebut mengatakan bahwa saat ini untuk alat inkubator tidak ada karena rusak dan mereka pun menyuruh saya dan istri agar cari RS lain," ungkapnya.
Mereka menyarankan ke RS Dwi Sari saja menggunakan motor, karena pihak rumah sakit mengklaim kondisi istrinya belum parah.
Wali Kota Minta Maaf
Menanggapi hal itu, Pj Wali Kota Lubuklinggau, Trisko Defriansya mengaku turut prihatin dan minta maaf.
Trisko mengatakan pihaknya sudah mengambil langkah-langkah mitigasi serta sudah koordinasi dengan semua pihak.
Baca juga: Curi Kotak Amal Masjid untuk Biaya Istri Melahirkan, Pria di Jakarta Barat Babak Belur Dihajar Massa
Menurutnya pihaknya sudah membentuk tim percepatan langkah-langkah perbaikan rumah sakit Siti Aisyah baik mutu maupun pelayanan dan SDM.
"Beberapa rekomendasi dari tim percepatan adalah masalah layanan, oleh sebab itu melalui dinas kesehatan dari Direktur Siti Aisyah untuk menyelesaikan dan menjelaskan dengan pasien," ungkapnya