News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Smart Air Hilang Kontak

Investigasi Kecelakaan Pesawat Smart Air, KNKT: Pilot Selamat, Tapi Belum Bisa Dimintai Keterangan

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar, diduga keberadaan puing pesawat Smart Air yang diduga jatuh di Binuang, Kaltara. (Istimewa)

TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menerima alat perekam data penerbangan (API Box) atau black box dan emergency locater transmitter (ELT) milik pesawat Pilatus Smart Aviation.

Pesawat type PC6 PK-SNE itu jatuh di Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

KNKT selanjutya akan membawa black box (kotak hitam) ke pusat untuk dianalisis datanya.

Baca juga: Kotak Hitam, ELT dan Dua Korban Berhasil Dievakuasi, Operasi SAR Jatuhnya Pesawat Smart Air Ditutup

Henry Poerborianto, Investigator Keselamatan Penerbangan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang diwawancarai awak media membeberkan, tupoksi KNKT sendiri dilaksanakan untuk kepentingan keselamatan.

"Kami investigasi tidak untuk mencari siapa yang salah atau siapa yang bertanggung jawab. Jadi sepenuhnya hanya untuk mencari sebenarnya kecelakaan ini itu penyebabnya apa kemudian kita mencari tindak lanjutnya dan tidak terjadi kecelakaan lagi di kemudian hari," beber Henry Poerborianto,didampingi Danny Eldo mewakili KNKT, Selasa (12/3/2024).

Henry Poerborianto mengatakan, ada dua alat yang akan dianalisis. Pertama API Box berwarna oranye. Alat ini digunakan untuk merekam data penerbangan.

"Sering dengar kotak hitam, kurang lebih fungsinya sama. Untuk merekam data penerbangan," beber Henry Poerborianto.

Selanjutnya alat kedua yang ikut dievakuasi adalah ELT atau emergency locater trasmitter. Alat ini sejak kemarin yang memancarkan sinyal memberikan informasi titik sehingga bisa terdeteksi dan berhasil ditemukan.

"Alat inilah yang mentransmitter sinyal emergency itu untuk proses pencarian. Namun untuk kepentingan proses investigasi yang akan dipakai adalah API box," jelasnya.

API box didesain merekam data percakapan dan data penerbangan. Di dalamnya ada data suara dan data penerbangan, mulai dari ketinggian, speed atau kecepatannya, arah dan lainnya.

"Termasuk percakapan pilot. Untuk device atau perangkatnya bisa merekam itu. Tapi untuk detail settingnya, kami belum perdalam karena kan kami baru dapat datanya nanti akan dikirim ke kantor untuk proses pengunduhan," bebernya.

Baca juga: Teknisi Pesawat Smart Air Meninggal, Perusahaan Upayakan Asuransi Jiwa, Tinggalkan Istri dan 2 Anak

Proses pengunduhan sendiri, lamanya bergantung pada proses normal atau tidaknya. Untuk proses pengunduhan ketika semuanya normal dan tidak terkendala, tidak lebih dari satu hari bisa terunduh.

Hanya saja nantinya yang akan lama adalah saat melakukan interpretasi data. Interpretasi data lamanya bergantung bagaimana kejadiannya, kemudian berapa lama dan data mana yang akan diperdalam.

Berbicara aturan, prosedurnya untuk kegiatan investigasi hasilnya sesegera mungkin bisa dipublikasi. Ketika hasil investigasinya sudah selesai, sudah bertemu laporannya nanti akan segera dipublikasikan sesegera mungkin.

"Jika memungkinkan nanti dalam waktu 12 bulan harus dikeluarkan laporan akhirnya. Kembali lagi, masalah proses investigasi berapa lama tergantung juga. Seperti diketahui, pilot selamat tapi tidak bisa dalam waktu dekat dimintai keterangan," ujarnya.

Nanti setelah pilot yang jadi korban siap secara fisik dan mental, baru akan diminta keterangan. Sehingga berapa lama investigasi nanti disesuaikan kompleksitas investigasinya.

Baca juga: Sosok Deni Teknisi Pesawat Smart Air yang Jatuh di Tarakan: Sempat Kerja di Susi Air

"Untuk yang kami peroleh adalah foto-foto di lokasi kecelakaan, komponen yang digunakan untuk kepentingan investigasi sudah didapatkan, selanjutnya kami sudah kami juga kumpulkan data di petugas lalu lintas penerbangan terkait, jadi data sesang dikumpulkan termasuk operator bersangkutan sudah kami kumpul datanya," jelas Henry.

Nantinya, setelah semua terkumpul dibuatkan laporannya dan selanjutnya setelah selesai baru akan dipublikasi. Kemudian KNKT sendiri melihat lokasi, karena bekerja by data, maka ketika data terkumpul baru akan diproses analisisnya. Dugaan tidak bisa disampaikan.

"Ketika saya sampai di lokasi belum tentu saya simpulkan dan menentukan penyebabnya. Karena hanya menemukan puing-puing, nanti harus di-compare dengan data penerbangannya dan divalidasi dengan data pilotnya, saksi. Kondisi pesawat terakhir hancur," jelasnya.

Untuk letak API box sendiri ada di bagian belakang atau ekor pesawat dan ELT masih harus dikroscek dengan tim yang menemukan karena untuk proses yang evakuasi dari Tim SAR.

"Melihat kondisi pilot selamat, menilai sesuai prosedural itu berdasarkan data. Kami belum bisa mengumpulkan data dari yang bersangkutan, karena harus siap sehat fisik dan mental apalagi habis mengalami kecelakaan yang mungkin ada trauma tersendiri.

Baca juga: Jenazah Korban Jatuhnya Pesawat Smart Air Disambut Isak Tangis Keluarga Saat Tiba di Pangandaran

Untuk proses itu kami harus hati-hati karena kami yang butuhkan datanya, ketika kamu memaksakan, dan ketika yang bersangkutan tidak siap, otomatis informasinya tidak tersampaikan dengan baik ke kami," tegasnya.

Ia menambahkan, KNKT dalam tahap ini adalah memasuki fase pengumpulan data. Untuk kegiatan lainnya masih menunggu proses pengumpulan data sudah lengkap.

Penulis: Andi Pausiah

Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul KNKT Bawa Black Box ke Pusat, Investigasi Kecelakaan Pesawat Smart Air yang Kondisinya Hancur

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini