Jadi diputuskan untuk dilakukan tindakan operasi hari itu juga.
Dengan adanya tindakan operasi, maka pasien harus puasa.
Lalu pukul 21.00 Wita baru dilakukan tindakan operasi, dengan pembiusan umum, sampai akhirnya operasi berjalan lancar.
Setelah operasi, pasien kembali dilakukan observasi di ruang intensif care dan kondisi pasien setelah operasi dalam keadaan sadar dan stabil serta tidak memerlukan alat bantuan napas seperti ventilator.
Keesokan harinya, Senin 11 Maret 2024, pasien sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Kondisinya stabil dan sadar.
Secara fisik juga demikian dalam kondisi baik.
RSUD dr Jusuf SK dalam hal ini juga tidak hanya merawat secara fisik tetapi juga dari sisi pemulihan psikis korban yang mengalami trauma pasca kejadian.
Sehingga kondisi psikis juga turut ditangani dimana ada dokter psikiatri yang ikut merawat, karena pasien yang mengalami trauma pasti akan perlu penanganan oleh dokter psikiatri.
Sehingga kata dr.Ronald, pasien ditangani secara maksimal.
"Pagi ini saya baru dari sana kondisi stabil, pasien sadar baik, komunikasi lancar dan ada keluarganya mendampingi. Rencana hari ini sudah boleh dipulangkan, rawat jalan. Berikutnya nanti kontrol, rawat luka. Intinya sudah bisa rawat jalan," jelasnya.
Adapun rawat jalan lanjutnya, bisa juga dilaksanakan pasien di tempat domisili asalnya, Untuk dokter bedah dan dokter bedah saraf memperbolehkan pasien pulang.
Baca juga: Jenazah Korban Jatuhnya Pesawat Smart Air Disambut Isak Tangis Keluarga Saat Tiba di Pangandaran
"Memang rencana hari ini pasien pulang. Jamnya kurang tahu persis," urainya.
Ia melanjutkan luka memang dalam kondisi terbuka di bagian kepala.
Untuk mengurangi risiko infeksi, harus dibersihkan dan dijahit lukanya.