"Lukanya terbuka, pasien beberapa hari di tempat kejadian, kemudian risiko infeksi tinggi sehingga harus dibersihkan dan dijahit," ujarnya.
Ia menambahkan, pasien mengalami cedera kepala ringan.
Untuk penyebab lukanya terkena apa ia tidak tahu.Kesadarannya pasien masih bagus. Komunikasi pasien sudah membaik.
Secara psikis, pasien yang mengalami trauma pasca insiden memerlukan perawatan dokter psikiatri.
Saat ditanya apakah M Yusuf sudah bisa naik pesawat jika benar hari ini berencana pulang?
Ia menjelaskan bahwa kemarin sudah dikonsultasikan ke dokter psikiatri dan sudah berdiskusi dengan pasien dan keluarga pasien.
"Dari pasien sendiri mengatakan siap untuk pulang. Memang keluarganya juga menanyakan hal yang sama terkait penerbangan," ujarnya.
"Tapi pasien bilang siap dan dari dokter psikiatri sudah mendapatkan terapi, kemarin pasien sudah dievaluasi secara mendetail oleh dokter psikiatri, sehingga bisa dinilai kondisi pasien," paparnya.
Sementara itu berkaitan rawat jalan, memang sudah ada indikasi bisa rawat jalan, apalagi pasien sudah stabil.
Dari awal memang pasien kesadaran baik dan bergerak juga baik.
"Kemarin memang saat sampai di IGD penanganan secara holistik, jangan sampai ada yang kelewatan. Sebab luka yang terbuka jika tidak ditangani akan beresiko infeksi," jelasnya.
"Cedera kepala ringan, sadar baik, bisa komunikasi, bisa ceritakan kejadian saat dia di hutan. Menurut saya ini amazing," ujarnya.
Namun pasien untuk saat ini masih dalam observasi dan sebaiknya tidak dilakukan pengulangan pertanyaan terkait kejadian karena secara psikis masih ada trauma.
Lost Contact Jumat
Sebelumnya pesawat PK-SNE milik Smart Air jenis PsC6 Pilatus dengan rute Bandara Tarakan (TRK) – Lapter Binuang (BNG) – Bandara Robert Atty Bessy (LNU) mengalami lost contact pada Jumat (8/2/2024) pukul 11.22 Wita.