Gandha membenarkan ada dua korban dalam peristiwa ini.
Seorang korban luka-luka yakni Esther Sri Purwaningsih dan satu orang meninggal dunia bernama Agus.
"Satu orang korban meninggal dunia dengan luka tusuk di bagian leher belakang, satu korban lagi luka-luka dan saat ini dalam perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang," ujarnya.
Gandha mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan terkait kasus ini.
"Kami baru selesai olah TKP, belum bisa menyampaikan apa motifnya. Karena ini masih terlalu dini dan prematur," ujarnya.
"Kami mohon doanya, mudah-mudahan perkara ini segera terungkap," kata dia.
Baca juga: Sekuriti Tambang Nikel di Kolaka Sultra Tewas Tertimbun Longsor, Tubuhnya Tertutup Selimut
Ketua RT 3/RW 5, Arif Gunawan menceritakan, insiden ini terjadi saat warga sekitar tengah melaksanakan salat tarawih.
Arif saat itu mengetahui kabar perampokan ini dari istrinya.
"Kejadiannya, pas saya pulang tarawih diberitahu oleh istri kalau ada orang teriak minta tolong. Lalu ada tetangga yang dengar terus pergi ke rumah saya," ujar Arif kepada SURYAMALANG.COM.
Menurut penuturan Arif, istrinya langsung bergegas menuju ke rumah korban dengan mengajak tetangganya.
Setibanya di lokasi kejadian, ia melihat rumah Purwaningsih sudah dalam keadaan gelap gulita.
Istri Arif lantas masuk ke dalam rumah dan mendapati Purwaningsih dalam keadaan babak belur di bagian wajah.
"Kata istri saya Bu Pur bilang gini, tolong lihatkan adekku."
"Akhirnya tiga orang tadi masuk ke dalam ruangan gelap, karena nggak ada lampu akhirnya pakai senter," jelasnya.
Istri Arif dan tetangganya pun kaget ketika melihat Agus sudah meninggal dunia dalam keadaan tengkurap.
Di sisi lain terdapat pisau yang menancap di leher korban.
Atas kejadian ini, korban kehilangan satu buah ponsel.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kronologi Perampokan dan Pembunuhan di Malang: Terjadi Saat Orang Tarawih, Korban Ditusuk Lehernya