News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perjuangan Ibu Hamil di Sikka: Melahirkan Siang Bolong di Jalan Rusak, Kehujanan dan Jalan Kaki 2 KM

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang ibu hamil asal Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur terpaksa melahirkan ditengah jalan tepatnya di ruas jalan Detuleda-Dagegoga, Jumat, 22 Maret 2024 siang sekira pukul 13.00 Wita dan kolase bayi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjuangan seorang ibu hamil asal Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk sang buah hati.

Ibu hamil ini terpaksa melahirkan di tengah jalan rusak, tepatnya di ruas Jalan Detuleda-Dagegoga, Jumat 22 Maret 2024 siang sekira pukul 13.00 Wita. 

Dia adalah Maria Mba (35), warga RT. 005, RW.003, Dusun Nuambalu, Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka.

Kepala Desa Liakutu, Michael Ardianus Demus Bobi yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM melalui telepon selulernya menjelaskan, dua hari sebelum kejadian, ibu hamil tersebut sudah diminta Puskesmas Feondari untuk segera ke puskesmas. 

"Tetapi orangnya tidak respon, giliran tadi pagi dia rasa sudah mulai sakit-sakit baru dia minta ke puskesmas, akhirnya dalam perjalanan dia melahirkan tetapi sekarang sudah ditangani oleh pihak dari puskesmas, ini sementara hujan-hujan ini mobil puskesmas dengan tim medis sudah di lokasi," ujar Ardianus Demus Bobi.

Kepala Puskesmas Feondari, Ferdinandus Weu kepada POS-KUPANG.COM membenarkan kejadian tersebut. 

Dia mengatakan, saat ini petugas kesehatan Puskesmas Feondari sudah berada di lokasi ibu hamil yang melahirkan di tengah jalan di Detuleda, Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka.

"Sementara petugas sudah pergi input, sekarang belum ada di puskesmas," ujar Ferdinandus Weu. 

Baca juga: Derita Siswi SMP di Sumbar Sebulan Hidup dengan Kondisi Proyektil Bersarang di Perutnya

Dia juga membenarkan, beberapa hari sebelumnya, pihak tenaga kesehatan Puskesmas Feondari sudah menganjurkan agar ibu hamil itu segera ke puskesmas beberapa sebelum tanggal perkiraan kelahiran mengingat akses jalan yang rusak cukup parah. 

"Kami sudah maksimal tapi ini kembali lagi ke karakter masyarakat jadi kami membutuhkan keterlibatan lintas sektor, kami sudah menyarankan berulang kali ketika pertemuan dengan para aparat desa, bahwa di puskesmas itu ada rumah tunggu kelahiran jadi H-5 itu harus sudah di puskesmas, kalau berkaitan dengan tata laksana kesehatan khususnya bidan, mereka sudah laksanakan sesuai dengan SOP, hanya memang karakter masyarakat seperti itu," jelas Ferdinandus. 

Ibu Hamil di Sikka, Sempat Kehujanan dan Jalan Kaki 2 KM Sebelum Akhirnya Melahirkan di Jalan

Sebelum kehujanan hingga melahirkan di tengah jalan, Maria Mba (35), warga RT. 005, RW.003, Dusun Nuambalu, Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka sempat berjalan kaki sejauh 2 kilometer dari rumahnya menuju Polindes Liakutu, Jumat, 22 Maret 2024 siang sekira pukul 13.00 Wita.

Plt Kepala Dinas Kesehatan, Petrus Herlemus kepada POS-KUPANG.COM menjelaskan, Maria Mba dan suaminya Bernadus Ruma serta keluarganya sudah diedukasi setiap kali pemeriksaan kehamilan untuk nginap di RTK Puskesmas Feondari. 

"Namun saat ini belum waktunya untuk masuk RTK dan ibu sudah ada tanda-tanda persalinan. Keluarga menghubungi bidan melalui inbox FB bahwa ibu sedang sakit mau bersalin. Bidan membalas pesan tersebut tetapi yang menghubungi tidak aktif," jelas Pet Herlemus.

Dijelaskan Petrus Herlemus, bidan Puskesmas Feondari sempat membalas dam meminta agar pasien berjalan pelan-pelan menuju puskesmas sambil bidan menuju ke Liakutu dari Puskemas sebab bidan masih kegiatan pendampingan dari dinkes di Puskesmas Feondari.

Bidan belum sampai di rumah pasien, namun pasien sudah berjalan kaki menuju polindes kurang lebih 2 km dari rumah pasien.

"Pasien partus di depan rumah warga, ditolong oleh keluarga," ujar Petrus Herlemus.

Beberapa saat kemudian, bidan datang ke lokasi dengan menggunakan ambulance puskesmas untuk menjemput pasien. 

Jarak dari Puskesmas Feondari ke lokasi kurang lebih 10 km, saat itu terjadi hujan lebat sehingga ambulance tidak bisa melewati karena pohon tumbang di jalan. 

Bidan Puskesmas Feondari bahkan sempat berjalan kaki menuju lokasi kurang lebih 2 km jam perjalanan.

"Saat ini bidan sudah bersama ibu dan bayi di polindes, sudah dilakukan perawatan dan kondisi ibu dan bayi baik. Bidan sudah edukasi pasien dan keluarga untuk dibawa ke Puskesmas agar mendapat perawatan lanjutan, pasien dan keluarga setuju," ujar Petrus Herlemus.

Seorang ibu hamil asal Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur terpaksa melahirkan ditengah jalan tepatnya di ruas jalan Detuleda-Dagegoga, Jumat, 22 Maret 2024 siang sekira pukul 13.00 Wita.

Kondisi Ibu dan Anak

Maria Mba, warga RT.005, RW.003, Dusun Nuambalu, Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka melahirkan secara normal seorang bayi perempuan di tengah jalan tepatnya di ruas jalan Detuleda-Dagegoga, Jumat, 22 Maret 2024 siang sekira pukul 13.00 Wita saat sedang hujan. 

Kepala Desa Liakutu, Michael Ardianus Demus Bobi mengatakan, kondisi ibu dan anak normal dan sedang ditangani tim medis Puskesmas Feondari.

Ibu Hamil Melahirkan di Jalan, Kades Liakutu Ungkap Ruas Jalan Detuleda-Dagegoga Sikka Rusak Parah

Kondisi ruas jalan Detuleda-Dagegoga di Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami kerusakan yang cukup parah apalagi musim hujan seperti saat ini. 

Kondisi ini menyulitkan warga setempat untuk dalam melakukan aktivitas yang harus menggunakan kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Bahkan, ada ibu hamil yang terpaksa melahirkan di tengah jalan tepatnya di ruas jalan Detuleda-Dagegoga, Jumat 22 Maret 2024 siang sekira pukul 13.00 Wita yang lokasi dekat dengan kebun warga Desa Liakutu. 

Baca juga: AKP Novris Simanjuntak, Polisi di Kuansing Izinkan Ibu Hamil Ngidam Disuapin Suami Dipenjara

Kepala Desa Liakutu, Michael Ardianus Demus Bobi, kepada POS-KUPANG.COM, Jumat 22 Maret 2024 siang membenarkan kondisi ruas jalan Detuleda-Dagegoga rusak parah dan cukup memprihatikan apalagi apalagi musim hujan seperti ini. Apabila musim hujan, hanya kendaraan roda empat berjenis double gardan yang bisa melewati ruas jalan tersebut. 

"Kalau mobil jenis lain yang hanya satu gardan atau motor, tidak bisa lewat," ujar Ardianus Demus Bobi.

Dikatakan Demus Bobi, untuk memperbaiki ruas jalan Detuleda-Dagegoga yang berstatus jalan kabupaten, dirinya terpaksa menggunakan dana desa demi kepentingan akses jalan warga desanya. Hal itu dilakukan karena hingga saat ini belum ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sikka terhadap ruas jalan Detuleda-Dagegoga.

Rabat yang dikerjakan, kata Demus Bobi baru sekitar 117 meter.

"Sebenarnya berbenturan dengan aturan cuman yang namanya kondisi di lapangan, kalau kita tidak pandai-pandai mencari celah itu sampai kucing bertanduk pun tidak ada perhatian dari pemerintah tingkat atas jadi mau tidak mau apalagi ini masih di dalam lingkup desa," tandas Demus Bobi. 

Selama dirinya menjabat sebagai Kepala Desa Liakutu, baru satu ibu hamil yang melahirkan di tengah jalan dengan cuaca hujan lebat. 

"Itu juga mungkin karena ibu hamilnya kurang respon himbauan dari bidan dan kader, karena rata-rata mereka ini tingkat pendidikannya rendah dan keras kepala," ujar dia. 

Baca juga: Istri Ngidam Disuapin Suami yang Ditahan di Polres Kuansing, Suapan Roti Terhalangan Jeruji Besi 

Selain itu, karena kondisi jalan yang rusak parah, harga jual komiditi warga Desa Liakutu pun murah saat dijual kepada para pembeli komoditi yang datang ke Desa Liakutu. Namun, untuk dijual ke Kota Maumere pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit dengan akses jalan yang cukup memprihatinkan. 

"Saya ambil contoh kemiri, kalau pengepul beli disini itu kisaran harga Rp 30 ribu, kalau di Kota Maumere dengan harga Rp 32-33 ribu, disini mau tidak mau harus dijual dengan harga murah, sama juga dengan pisang, advokat, itupun mereka sudah hitung dengan akses jalan," ungkap Michael Ardianus Demus Bobi.

Ganggu Pelayanan Kesehatan 

Sementara itu, Kepala Puskesmas Feondari, Ferdinandus Weu mengatakan, akses jalan dari tempat tinggal ibu yang melahirkan di tengah jalan di ruas jalan Detuleda-Dagegoga cukup sulit untuk dilalui kendaraan. 

"Maka kita selalu sarankan lima hari sebelum tafsiran itu harus segera ke puskesmas," ujar Ferdinandus. (tribun network/thf/PosKupang.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini