TRIBUNNEWS.COM - Pihak Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Bojonegoro, Jawa Timur membenarkan adanya kasus pencabulan yang dilakukan oknum guru berinisial M (23).
Pelaku melakukan pencabulan saat para siswa laki-laki tidur di asrama sekolah.
Sebanyak 8 siswa mengaku menjadi korban pencabulan.
Ketua Pengurus Badan Pelaksana Penyelenggara Pendidikan, HN menyatakan pihak MI meminta maaf telah terjadi kasus pencabulan siswa.
Selain karena MM telah melanggar asusila, MM juga telah mencemarkan nama MI yang telah mempekerjakannya.
"Kami segenap pengurus MI ini minta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat. Terutama kepada wali murid siswa-siswi kami," ujarnya, Jumat (22/03/2024).
Berikutnya, lanjut HN, pihaknya akan fair. Nasib MM diserahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum agar MM diproses sesuai hukum yang berlaku.
"Untuk para siswa menjadi korban MM dan terdampak secara psikologis, itu kami dampingi mereka secara intensif. Kami juga libatkan psikolog anak," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala MI bersangkutan yakni HS mengatakan, sejauh ini proses belajar mengajar di MI-nya tetap berjalan baik dan tak mengalami kendala berarti.
"Proses belajar mengajar di MI kami tetap berjalan lancar dan kondusif," ungkapnya.
HS memohon kepada masyarakat Kabupaten Bojonegoro khususnya wali murid siswa-siswanya bersabar menunggu proses hukum MM yang telah berjalan.
Baca juga: Fakta Kasus Pencabulan Siswa di MI Bojonegoro, Asrama Tempat Tinggal Para Siswa Ilegal
"Kami juga harap wali murid tetap mempercayakan anak-anaknya untuk mendapat pendidikan di MI kami," imbuhnya.
HS berjanji, ke depan pihaknnya akan melakukan proses seleksi atau perekrutan tenaga pendidik maupun non pendidik dengan lebih baik dan berhati hati.
"Kami juga akan laksanakan tes psikologi bagi tenaga pendidik dan non pendidik kami secara berkala. Supaya kepribadian mereka senantiasa terpantau," pungkasnya.