TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid A.N buka suara soal munculnya gunung baru di Grobogan, Jawa Tengah.
Diketahui gunung baru tersebut muncul setelah terjadi gempa di Bawean dengan magnitudo 6,5 pada Jumat (22/3/2024).
Wafid mengatakan fenomena yang disebut-sebut warga sebagai munculnya gunung baru itu sebenarnya adalah gunung lumpur atau mud volcano.
Ia menjelaskan gempa dengan magnitudo 6,5 di Bawean tersebut berpotensi menyebabkan terbukanya rekahan-rekahan yang dilewati oleh material lumpur di dalam Bumi.
Kemudian terbukanya rekahan-rekahan tersebut menyebabkan material mud diapir mengalami pergerakan naik dan ada penambahan debit material.
Namun dengan adanya kompresi dan tekanan tektonik pada area tersebut akan terjadi titik kesetimbangan seperti pada saat sebelum momen kegempaan terjadi.
"Gempa tersebut menyebabkan sistem migrasi hidrokarbon maupun lumpur menjadi lebih aktif."
"Karena adanya bukaan berupa rekahan maupun patahan sebagai akibat adanya gempa dangkal ini," kata Wafid dilansir Kompas.com, Rabu (27/3/2024).
Wafid pun menegaskan bahwa munculnya gunung lumpur ini bukanlah fenomena yang luar biasa.
Karena fenomena tersebut merupakan hal yang sering terjadi di Bledug Kramesan.
Terlebih di lokasi yang tak jauh dari Bledug Kramesan itu terdapat Bledug Kuwu yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan sama-sama merupakan fenomena mud volcano.
Baca juga: Fakta Temuan Gunung Baru di Grobogan, Disebut Berapi dan Muncul usai Gempa, Dibantah Polres dan Ahli
"Fenomena terjadinya Bledug Kramesan di daerah Grobogan tersebut bukanlah suatu fenomena yang luar biasa," tegas Wafid.
Lebih lanjut Wafid pun membantah soal indikasi munculnya gunung api dari fenomena gunung lumpur tersebut.
Pasalnya lokasi gunung lumpur ini tidak berada dalam tatanan gunung api.
Baca juga: VIRAL Video Warga Grobogan Bawa Keranda Terjang Banjir, Begini Penjelasan Kades Sembungharjo