Laporan Tribun Manado Arthur Rompis
TRIBUNNEWS.COM, SITARO - Letusan terbaru Gunung Ruang Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menyebabkan fenomena alam unik di sejumlah wilayah di Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (30/4/2024).
Langit gelap.
Jarum jam menunjuk pukul 9 pagi namun serasa baru pukul 5 pagi.
Di wilayah Likupang, Kabupaten Minut kondisinya lebih parah.
Gelap di sana lebih pekat.
"Ini jam 8 pagi serasa jam 8 malam, gelap," kata Billy Johanes tokoh agama dari Likupang.
Baca juga: Erupsi Gunung Ruang Lebih Parah daripada Sebelumnya, Kapolres Sitaro: Ketebalan Abu 20 Cm
Saking gelapnya, lampu jalan masih menyala dan begitupun lampu rumah.
Akibat keanehan alam itu, sejumlah warga enggan menyekolahkan anaknya.
"Waduh di sekolah tadi hanya dua siswa saja yang hadir," kata Ani seorang warga Desa Kalawat, Minut.
Kegelapan di siang hari juga mendatangkan heboh di medsos.
Rata rata netizen memposting tentang hal ini.
Letusan terbaru gunung ruang di Tagulandang, Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) menyebabkan masa tanggap darurat diperpanjang.
"Kembali diperpanjang 14 hari," kata Kaban BPBD Adolf Tamengkel, Selasa (30/4/2024).
Tamengkel menuturkan, Pemprov Sulut menyiapkan sederet langkah menangani dampak letusan terbaru.
Salah satunya dengan kembali mendrop bantuan ke lokasi bencana.
"Siang ini ada delapan unit truk berisi bantuan yang akan bertolak ke Tagulandang," kata dia.
Sebut dia, Pemprov Sulut tak kendor dalam menangani bencana gunung ruang yang terus berulang.
Pihaknya menyiapkan berbagai langkah penanganan. "Kami tak kendor, bersinergi dengan berbagai unsur lainnya," kata dia. (Art)
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Dampak Erupsi Gunung Ruang Sitaro, Langit Sulut Gelap Serasa Malam, Orang Tua Enggan Sekolahkan Anak