TRIBUNNEWS.COM - Erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, berdampak pada kesehatan warga.
Abu vulkanik dari erupsi Gunung Ruang menyebar hingga ke Kota Manado dan Minahasa Utara (Minut).
Bahkan, sejumlah warga dilaporkan mengalami sesak napas dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Maria Walanda Maramis (MWM) di Minut untuk mendapat penanganan.
Gianno Eman, salah satu dokter di RS MWM, menuturkan sejumlah warga mengeluh penyakit asma kambuh.
"Yang datang karena asma mereka kambuh, saya yang jaga hanya satu orang yang datang, usianya sekitar 40 tahunan," katanya (Rabu 1/5/2024).
Mengutip TribunManado.co.id, pihak rumah sakit pun memberikan masker kepada warga yang datang untuk mengurangi dampak dari abu vulkanik yang beterbangan.
"Warga juga sudah disiplin pakai masker sebelum mereka datang ke rumah sakit," ucapnya.
Sementara itu, di RSUP Prof. Kandou Malalayang Manado belum ada warga yang datang dengan keluhan sesak napas karena efek erupsi.
"Sampai sekarang belum ada informasi, mungkin warga lebih pilih ke Puskesmas," kata Sindy, salah satu perawat di RSUP Kandou, Manado.
Erupsi Gunung Ruang juga berdampak pada aktivitas penerbangan di Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado.
Bahkan, penutupan bandara diperpanjang yang harusnya sudah dibuka pada Rabu (1/5/2024), kini diperpanjang hingga Kamis (2/5/2024).
Baca juga: Update Erupsi Gunung Ruang: Penutupan Bandara Manado Diperpanjang, Warga Diimbau Memakai Masker
Berdasarkan Notice to Airmen (Notam) terbaru nomor 1160/24 Notamr A1148/24, Bandara Samrat akan dibuka pada pukul 12.00 Wita siang nanti.
Diperpanjangnya penutupan Bandara Sam Ratulangi tersebut karena masih ada paparan abu vulkanik di wilayah Sulawesi UTara.
Hal tersebut disampaikan oleh GM Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Maya Damayanti.