Setiba di lokasi dia menanyakan warga apakah ada lanting atau rakit di sekitar lokasi.
Hingga dia mendapatkan rakit. Lalu naik ke rakit dengan 5 orang warga yang membantu mendorong.
Singkatnya dia berhasil sampai dan bertemu pujaan hati. Perjalanan pulang kembali tak kalah sulit.
Namun tak cukup naik rakit. Setiba di Desa Karang Endah, debit air lebih besar dan bergelombang tidak stabil.
Beda dengan Desa Tanjung Karangan yang arusnya masih landai. Hingga diputuskan mereka naik fuso.
"Celana dan rok kita basah kuyup, terpaksa dilepas. Diganti dengan kain sarung. Menjaga supaya tetap bersih dan pakaian atas tetap rapi. “ kenang Febbie .
"Naik fuso meskipun masih basah karena bagian depan fuso masih kemasukan air," tambahnya.
Terjebak Banjir, Telat Hadiri Sidang Nikah
Karena terjebak banjir, mereka terlambat datang ke lokasi sidang nikah yang baru mulai jam 11.00 WIB.
Polisi yang pernah menjadi ADC Kapolres OKU semasa dijabat AKBP Arif Hidayat Ritonga SIK MH ini mengaku lega karena proses sidang nikah berjalan lancar.
Dia sangat berterima kasih dengan pengertian Wakapolres OKU, Kompol Yulfikri.
“Pimpinan sangat toleransi,” ujar pria yang saat ini berdinas di regiden Samsat Baturaja ini.
Pesan Wakapolres OKU ke Calon Pengantin
Dalam sidang nikah, kata dia, ada pesan Wakapolres OKU kepada calon pengantin.
Disebutnya, sidang nikah diperuntukan bukan hanya bagi yang akan nikah.
Tapi juga perceraian yang banyak terjadi karena faktor ekonomi.