Biasanya pelanggan dan masyarakat yang menggunakan jasa pijatnya membayar Rp 30.000 sampai Rp 70.000.
"Tidak mesti, kadang ramai kadang sepi. Tapi ada saja warga yang mau dipijat," ucap Mbah Supiyah.
Keterampilan memijat Mbah Supiyah diakui dimiliki sejak usia SD.
Supiyah pun terus meningkatkan skill pijatnya dan makin banyak pelanggannya.
Sampai akhirnya, dia ingin merealisasikan impiannya bagiamana bisa naik haji.
Pada usia remaja sekitar 17 tahun, Supiyah mulai menabung. Dia menyisihkan uang Rp 10.000 setiap hari.
Selama 24 tahun, Supiyah konsisten menabung khusus haji Rp 10.000 per bari. "Harus saya paksa sehari wajib nabung," tuturnya.
Penghasilan Supiyah yang tak tentu, tak menyurutkan niat Supiyah untuk mewujudkan cita-citanya berhaji.
Dari tekad kuat tersebut, Supiyah tekun menabung tanpa berhenti sama sekali.
Begitu melihat tabungan pada 2010, niat Supiyah itu akhirnya direalisasikan.
Tabungan selama puluhan tahun dibelikan emas.
Baca juga: Fatwa Ulama Saudi, Wajibkan Adanya Izin Haji bagi Siapa pun yang Akan Berhaji
Pada saat tiba mendaftar, emas 20 gram dijual.
Begitu juga saat pelunasan juga masih bisa diambil.
“Meskipun penghasilan saya tidak tetap, Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya bisa nabung untuk haji yang penting tekadnya kuat,” kata Supiyah membocorkan rahasia sukses menabung.