Radio kebanggaan masyarakat Solo ini juga menduduki peringkat ke-50 nasional.
Selain menjelaskan perkembangan, ia juga memaparkan sedikit sejarah RRI Solo.
Ia menceritakan kejadian fenomenal RRI Solo pada masa penjajahan yang hingga kini dikenal dengan Radio Kambing.
"Di mana waktu itu tentara Belanda menguasai sebagian besar daerah di Indonesia. Namun angkasawan-angkasawati menyelamatkan pemancar di Balong (Karanganyar) kemudian di tempatkan di kandang kambing," urainya.
Disinggung soal harapan RRI, Wiwid berharap masyarakat bisa memanfaatkan radio ini dengan berbagai cara.
Yakni mendengarkan radio, membaca di portal berita, dan menyaksikan program kesenian budaya baik maupun lewat Youtube.
(Tribun-video/ Latif Ghufron Aula)