News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Stok Beras Menurun di Sulsel, Satgas Pangan Polri Ungkap Penyebabnya

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Satgas Pangan Polri bersama Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan monitoring ketersediaan stok dan penggilingan beras pada Selasa (28/5/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

TRIBUNNEWS.COM - Stok beras dan gabah di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami penurunan pada 2024 dibandingkan pada 2023 lalu.

Terkait itu, hasil monitoring tim Satgas Pangan Polri diketahui penyebab menurunnya stok beras dan gabah itu karena faktor fenomena cuaca el-nino yang mengakibatkan banjir khususnya di wilayah Kabupaten Sidrap, Sulsel.

Monitoring ketersediaan stok dan penggilingan beras tersebut dilakukan tim Satgas Pangan Polri bersama Kementerian Pertanian (Kementan) pada Selasa (28/5/2024) untuk memastikan keseimbangan harga beras dari hulu sampai hilir sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

“Stok beras dan gabah di penggilingan tersedia, namun tidak sebanyak tahun 2023. Hal ini disebabkan efek dari El-Nino dan situasi saat ini di Sidrap masih banjir,” kata Anggota Satgas Pangan Polri, Kombes Hermawan melalui keterangannya, Kamis (30/5/2024).

Baca juga: Tinjau Posko Baru Bencana Banjir Lahar Dingin di Kabupaten Agam, Mensos Risma Periksa Stok Makanan

Di sisi lain, Hermawan mengatakan hal tersebut juga berdampak dari kualitas gabah yang dihasilkan petani sangat rendah karena curah hujan yang cukup tinggi.

Sehingga, kata Hermawan, harga jual di petani saat panen raya pada Maret dan April 2024 itu masih dibawah HPP Rp6.000, yaitu dengan Rp5.000 sampai Rp5.700.

“Saat ini bulan Mei selesai panen raya harga kembali naik di atas HPP, dengan harga di petani Rp6.100 sampai Rp6.500,” ucapnya.

Hermawan menyebut Satgas Pangan Polri mengecek ke penggilingan, pelaporan penyerapan gabah/beras dan ketersediaan stok beras melalui aplikasi yang ada di wilayah Kabupaten Sidrap.

“Kita harus menjaga stabilitas gabah dan beras baik di tingkat petani, penggilingan hingga di tingkat masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: Protes soal Iuran Tapera, Serikat Buruh Aspek: Tabungan Kok Dipaksa, Negara Defisit?

Adapun, Hermawan mengatakan hasil monitoring dari aplikasi Sidrap itu ditemukan di CV. Surya Inti Pangan itu bukan mitra Bulog memproduksi beras merek lahap dan jeruk.

Menurut dia, produksi beras premium 60 persen dan beras medium 40 persen. Lalu, menjual hasil produksi ke Makassar Papua, Kalimantan dan Sulawesi Utara.

“Stok yang tersedia di gudang 800 ton pecah kulit dan 30 ton beras premium siap jual. Lalu, jual beras premium di penggilingan harga Rp13.200 dan beras medium Rp12.100. Alat yang dimiliki saat ini berupa alat pengering 150 ton/proses 17 Jam, dan alat proses menjadi beras dengan daya tampung 80 ton proses 16 jam,” ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini