TRIBUNNEWS.COM - Sutrisno (46) mengaku kepikiran setelah penemuan mayat dalam toren di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Senin (27/5/2024).
Bahkan, Sutrisno sampai tak bisa tidur selama dua hari pascatemuan mayat pria dalam toren air di rumahnya.
Ia mengaku tak menyangka tetangganya, Devi Karmawan (27) tewas di dalam toren tersebut.
"Pasti, wajar (kepikiran), manusiawi itu. Sampai subuh itu (enggak bisa tidur). Mata mah merem, cuma ya enggak bisa tidur, dua hari enggak bisa tidur," kata Sutrisno saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (1/6/2024).
Sutrisno menyebut, kejadian ini tak pernah sedikit pun terlintas dalam pikirannya.
"Itu kan akses terbatas, sama sekali enggak ada pikiran ke situ kalau ada mayat," jelasnya.
Imbas kejadian tersebut, Sutrisno dan keluarga mengungsi ke rumah mertuanya yang tak jauh dari lokasi kejadian.
"Sementara dari kejadian kemarin, dari hari Senin itu, saya sama keluarga sudah mengungsi, tidur di tempat mertua juga, sampai sekarang," jelasnya.
Kendati demikian, ia masih melakukan aktivitas di kediamannya pada pagi hingga sore hari.
"Biar suasananya enggak terlalu dingin, enggak seram, biar hawa-hawa hangat. Tapi untuk tidur, sementara di rumah mertua," tandasnya.
Selain itu, Sutrisno juga memastikan bakal mengganti saluran air hingga bak mandi di rumahnya.
Baca juga: Pakai Air Toren Berisi Mayat, Begini Kondisi Kesehatan Sutrisno dan Keluarga usai Dicek Puskesmas
"Iya, harusnya semuanya, Insya Allah nanti diganti. Toren sudah pasti, paralon untuk instalasi air sudah pasti, bak mandi, semuanya pokoknya," ungkap dia.
Sebelum mayat Devi ditemukan, lanjut Sutrisno, toren air yang semula terpasang di belakang rumahnya itu mengaliri tiga rumah atau tiga keluarga.
"Rumah saya dan dua kontrokan. Kan kemarin itu ada dua toren, satu yang besar buat yang mengontrak dan yang kecil buat keluarga saya sendiri, tapi sumber airnya tetap dari toren yang besar," jelasnya.
Rencananya, Sutrisno bakal membeli satu toren berukuran besar sebagai pengganti toren yang mengaliri tiga rumah tersebut.
Di sisi lain, dokter spesialis penyakit dalam, Stevant Sumantri mengatakan, air yang sudah bersentuhan dengan mayat tidak boleh digunakan lagi.
Pasalnya, kata dia, air tersebut telah tercemar dengan bakteri dari mayat yang membusuk.
"Tentunya sudah banyak racunnya. Tidak boleh digunakan untuk apapun," katanya kepada TribunTangerang.com, Rabu (29/5/2024).
Stevent menyarankan agar orang yang sudah terlanjur menggunakan air itu segera melakukan observasi kesehatan ke rumah sakit.
Kendati demikian, kata Stevent, orang tersebut tetap aman jika tak merasakan gejala seperti diare, mual, dan muntah.
"Kalau dalam 1-3 hari tidak diare, mual dan muntah harusnya aman," jelasnya.
Ia juga menyarankan agar toren air diganti dengan yang baru.
Jika pun tidak diganti, ia meminta agar toren dibersihkan sesuai protokol dan mendapatkan arahan dari dinas kesehatan.
Kronologi Temuan Mayat dalam Toren
Mayat Devi ditemukan pertama kali oleh pemilik toren air, Sutrisno setelah ia dan sang mertua, Abu Suud (60), mengecek toren yang berada di belakang rumah.
Baca juga: Fakta Mayat dalam Toren di Tangsel, Korban Buron Kasus Narkoba hingga Masuk saat Masih Hidup
Pasalnya, selama dua hari, air dari toren beraroma tak sedap, mengeluarkan busa, bahkan bau bangkai.
Awalnya, ia menduga aroma tak sedap itu berasal dari cicak mati. Sebab, sebelumnya, air di rumah Sutrisno sempat terasa bau karena ada bangkai cicak di dalam toren.
Sementara terkait air rumahnya berwarna keruh, Sutrisno menduga itu karena memasuki musim panas.
Namun, setelah dua hari didiamkan, air menjadi terasa sangat licin.
Mertua Sutrisno, Abu Suud lantas mengecek ke dalam toren berwarna oranye tersebut.
"Awalnya mula curiga air bau, berbusa, yang pasti bau banget, pagi, siang disuruh nengokin toren," ucapnya, dilansir Kompas.com.
Setelah dicek, Sutrisno justru mendapati mayat manusia di dalam toren tersebut. Ia pun bergegas melaporkan temuan itu.
Pria dalam Toren Merupakan Bandar Narkoba
Dari hasil penyelidikan terungkap Devi merupakan seorang bandar narkoba. Bahkan, ia masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Diduga ia bersembunyi di dalam toren untuk menghindari kejaran polisi setelah mengetahui temannya yang merupakan kurir narkoba bernama Abdul Aziz alias AA ditangkap polisi.
AA ditangkap di Jalan Puskesmas Pondok Aren, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Sabtu (27/5/2024).
Kapolsek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq, mengatakan AA ditugaskan mengambil sabu seberat 50 gram di Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (26/5/2024).
"Setelah kita lakukan interogasi terhadap AA atau pelaku, pelaku menyampaikan bahwa yang bersangkutan itu mengambil barang diserahkan ke rumahnya di D," katanya, Rabu (29/5/2024), dilansir TribunTangerang.com.
Dikatakan Bambang, pihak kepolisian lantas mendatangi rumah yang disebutkan AA, namun Devi tak ada di kediamannya.
Baca juga: Devi Karmawan Masih Hidup saat Masuk Toren, Tak Ditemukan Tanda Kekerasan, Diduga Kehabisan Napas
Bambang menduga, Devi sengaja masuk ke dalam toren air untuk menghindari kejaran polisi, namun berujung tewas.
"Kemungkinan seperti itu, mengingat tersangka menunjukkan rumah kosong, lewat rumah DK."
"Kemungkinan yang bersangkutan masih ada reaksi menggunakan sabu, halu, dan ketakutan," terangnya.
Menurut Bambang, Devi meninggal dunia diduga karena kehabisan napas di dalam toren.
Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
"Update terakhir dari dokter ahli menyatakan di dalam paru-paru mayat tersebut ditemukan algae, semacam tanaman kecil yang masuk ke dalam saluran pernapasan."
"Otomatis, orang ini masuk ke dalam air dalam posisi hidup, masih posisi bernapas," ungkap Bambang.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Saran Dokter untuk Warga yang Menggunakan Air dari Toren Berisi Mayat di Pondok Aren
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah Mico, Kompas.com/Baharudin Al Farisi)