Satgas yang dibentuk itu, nantinya bertugas untuk mencari akar persoalan dari mahalnya harga kebutuhan hidup di Labuan Bajo.
"Kami sudah membentuk draft satgas terhadap 5 hal ini. Satgas ini dibentuk, lalu setelah sekda dan OPD membuat draft lalu besok akan ketemu Kasie Intel (Polres Manggarai Barat) untuk perdalam, termasuk setelah SK jadi dibuat action plan," jelas Weng.
Weng juga memerintahkan Disnakertrans Kabupaten Manggarai Barat sebagai pengelola agar ketat memantau aktivitas jual beli di Kuliner Kampung Ujung.
Selain itu, Pedagang diwajibkan menyiapkan alat timbangan untuk mengetahui berat ikan yang ingin dibeli konsumen.
"Karena pengalaman selama ini mereka menjual per gram harusnya kan ditimbang, misalnya 300 gram. Karena harga menu mereka harganya katakanlah ikan kerapu 50.000 per gram."
"Jadi kalau orang tunjuk mau makan yang ini diambil ditimbang oh hanya 300 gram, berarti kali sekian. Selama ini kesannya kan tidak pakai timbang, hanya kira-kira. Itu yang kita mau dibenahi," kata Weng.
Baca juga: VIRAL Mama Muda Lecehkan Anak Kandung di Tangerang, Bermula Iming-iming Uang Rp15 Juta
Diketahui, unggahan tentang keluhan harga kuliner di Labuan Bajo viral di media sosial.
Seperti diunggah oleh sebuah akun di TikTok dan Facebook.
Dalam unggahan tersebut, disertakan foto nota yang menunjukkan harga dua porsi tahu tempe Rp 40.000, kemudian ikan Rp 150.000, dan tiga jeruk murni Rp 150.000.
Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Wisatawan Protes Harga Makanan di Pusat Kuliner Labuan Bajo Mahal, Pemkab Manggarai Barat Bersikap
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Pos-Kupang.com/Engelbertus Aprianus, Kompas.com)