TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Bencana tanah longsor di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo menewaskan puluhan orang. Selain itu masih banyak juga yang dalam pencarian.
Kepala Pusat Kajian Bencana dan Pengembangan Sumber Daya Alam Universitas Prisma Pendiri Yayasan Pengkajian dan Advokasi Geospasial Indonesia, Agus Santoso Budiharso menjelaskan tragedi ini adalah pengingat keras akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan penegakan hukum yang tegas terhadap aktivitas pertambangan ilegal.
Kejadian bermula saat hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari membuat struktur tanah dan batuan di lereng-lereng gunung menjadi rapuh.
"Pada tanggal 7 Juli, longsor besar terjadi, mengubur area pertambangan emas ilegal dan menimbulkan kerusakan yang luar biasa. Banyak penambang yang saat itu sedang bekerja tidak sempat menyelamatkan diri, menyebabkan banyaknya korban jiwa," kata Agus Santoso, Sabtu (13/7/2024).
Baca juga: Longsor Tambang Emas Gorontalo Tewaskan 25 Orang: Hancur Lebur, Saksi Ungkap Detik-detik Kejadian
Menurutnya wilayah yang terkena longsor terdiri dari batuan gunung api berumur Pleistosen, yang terbentuk dari periode Pliosen hingga Pleistosen akhir.
Batuan ini dikenal dengan singkatan Quaternary volcanic (Qtv).
"Secara geologi, wilayah ini merupakan daerah yang rentan terhadap pelapukan dan erosi, terutama di bawah kondisi cuaca ekstrem seperti hujan deras," ujarnya.
Wilayah Qtv dikelilingi oleh formasi batuan lainnya, yaitu Quaternary sediment (Qts) dan (Tertiary marine basalt).
Formasi Qts terdiri dari sedimen kuarter seperti pasir, kerikil, dan lumpur yang mudah tererosi, sedangkan Tmb adalah batuan basal yang juga rentan terhadap longsor jika tidak dikelola dengan baik.
Menurut peta Sistem Lahan, daerah yang terkena longsor berada pada tipe lahan "irregular mountain ridges on basaltic volcanics".
"Tipe lahan ini dicirikan oleh punggungan gunung yang tidak beraturan, yang terbentuk dari batuan basal vulkanik. Topografi yang curam dan ketidakstabilan batuan vulkanik membuat daerah ini sangat rawan terhadap longsor," jelasnya.
Menurut Agus, penyebab utama tanah longsor ini adalah hujan deras yang memperlemah ikatan tanah dan batuan di lereng-lereng gunung yang curam.
Baca juga: Cerita Anak Cari Jenazah Ayah di Lokasi Longsor Tambang Emas Gorontalo Bermodal Bau Parfum
Namun, aktivitas pertambangan emas ilegal yang tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air juga berkontribusi signifikan terhadap ketidakstabilan lereng.
Penggalian yang tidak terkontrol dan tanpa perencanaan menyebabkan struktur tanah menjadi rapuh dan mudah longsor.