Pasalnya, korban tenggelam bukan hanya sekali, tapi hampir ada kasus tiap tahunnya.
“Kami meminta kepada pemerintah setempat untuk memperhatikan hal ini, kita tidak ingin kejadian tersebut terus terulang. Apalagi ini bukan pertama kalinya meskipun air terjun tersebut memang tidak dikelola oleh pemerintah setempat,” ujarnya, dikutip dari Tribun-Timur.com.
Ia menuturkan, pihak-pihak terkait harus mencari solusi atas masalah tempat wisata yang menelan korban jiwa tersebut.
“Jangan karena tidak dikelola oleh pemerintah kemudian kita lepas tangan, kalau lokasi wisata tersebut masuk kawasan taman nasional maka kita harus cari solusi agar air terjun tersebut tidak memakan korban lagi,” tegasnya.
Ia mengungkapkan hal tersebut supaya tak ada lagi korban jiwa di tempat wisata.
“Intinya kita tidak ingin kejadian adanya korban di tempat wisata terulang terus sehingga pihak-pihak yang berkepentingan harus mengambil langkah-langkah pencegahan,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Maros, Chaidir Syam mengimbau masyarakat untuk tak mengunjungi lokasi air terjun berbahaya dan belum dikelola pemerintah desa.
“Kita minta masyarakat jangan berkunjung ke lokasi wisata yang tidak dikelola oleh pokdarwis (kelompok sadar wisata) desa karena kita tentu tidak bisa menjamin keselamatan pengunjung,” bebernya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Telan Korban, DPRD Desak Pemkab Maros Tutup Air Terjun Jami di Tompobulu
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Timur.com, Nurul Hidayah)