TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah membuka lahan seluas 1 juta hektar di Merauke, Papua.
Program pemerintah mencetak sawah itu dilakukan dengan cara memanfaatkan tailing sebagai bahan dasar.
Hal itu diungkap pemilik perusahaan Jhonlin Group Andi Syamsudin Arsyad alias Haji Isam.
Pada Rabu (7/8/2024), H Isam didampingi Pangkogabwilhan III yang akan menjabat Kepala Staf Umum TNI Letjen Richard Taruli Horja Tampubolon dan Asops Kaskogabwilhan III Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, melakukan kunjungan kerja ke PT Freeport Indonesia.
"Kunjungan kerja dalam rangka pemanfaatan Tailing untuk bahan dasar pembuatan jalan poros project cetak sawah 1 juta hektar di Merauke bersama direktur BBA,” kata Haji Isam dalam keterangannya pada Rabu (7/8/2024).
Tailing adalah material sisa dari pemrosesan bijih tambang. Tailing terdiri dari batuan dasar, logam yang tidak dapat dipulihkan dan tidak ekonomis, bahan kimia, bahan organik, dan limbah dari proses yang digunakan untuk mengekstraksi produk yang diinginkan dari bijih.
Upaya mencetak sawah itu untuk meningkatkan produksi pertanian daerah tersebut dan Indonesia secara umum.
Merauke merupakan kabupaten di Papua Selatan dengan potensi lahan pertanian 1,2 juta hektare.
Provinsi Papua Selatan terdiri dari empat kabupaten, 74 distrik, 13 kelurahan, dan 674 kampung. Sedangkan populasi di Merauke mencapai 243.722 jiwa dengan total luas wilayah mencapai 127.280,69 kilometer.
Sebagai upaya mendukung progam pemerintah dalam hal Ketahanan Pangan Nasional, pencetakan sawah 1 juta hektare di Merauke, pesanan 2.000 ekskavator oleh Jhonlin Group milik Andi Syamsudin Arsyad alias Haji Isam dari China, tiba di Distrik Ilwayab Wanam, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Senin (29/7/2024).
Dengan menggunakan tongkang Liana LXXIX, puluhan alat berat bermerk SANY itu berhasil sandar di dermaga PT Dwi Karya, Wanam.
Menurut Isam, keberhasilan program cetak sawah adalah tanggung jawab besar dari negara.
Oleh karena itu, kata dia, proses bongkar alat berat yang menjadi sarana pendukung utama untuk program cetak sawah tersebut dipantaunya secara langsung.
“Ini adalah tugas negara yang diberikan kepada saya. Dalam benak saya, bagaimana gagasan cetak sawah satu juta hektare ini bisa terealisasi dan berhasil dalam tiga tahun tanpa berpikir untung rugi,” ujarnya.
Dia berharap gagasan Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto ini juga bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi masyarakat Papua