TRIBUNNEWS.COM - Fransiskus Marbun, teman Muhammad Rizky alias Eky memberikan kesaksian di hari tewasnya Vina dan Eky pada 27 Agustus 2016 silam.
Selain sebagai teman, Fransiskus merupakan pemilik helm dan sepatu yang dipakai Eky.
Fransiskus dalam kesempatannya yakin Vina dan Eky tewas karena kecelakaan.
Keyakinan tersebut datang dari bukti helm full face yang dipakai Eky.
Fransiskus melihat langsung helm miliknya hancur.
Helm berwarna merah putih itu sempat dibawa ke kamar jenazah sebelum akhirnya dijadikan barang bukti kasus tewasnya Vina dan Eky.
"Helm bagian depannya hancur. Yang hancur bagian mulut. Tapi kaca masih ada," kata Fransiskus, dikutip dari kanal YouTube Uya Kuya TV, Selasa (12/8/2024).
Fransiskus mengaku helm yang dipakai Eky memiliki tingkat kekerasan yang tinggi.
Sehingga tidak mungkin rusak karena dipukul.
"Saya tahu helm itu keras banget. Nggak bisa pecah kalau dipukul pakai palu. Pasti mental kalau dipukul," tambahnya.
Selain persoalan helm, luka-luka di tubuh Eky juga membuat Fransiskus meyakini temannya itu mengalami kecelakaan.
Baca juga: Suasana Saat Saka Tatal Lakukan Sumpah Pocong, Warga Teriakan Nama Iptu Rudiana, Kemana Ayah Eky?
"Di kamar mayat, lihat muka Eky sudah hancur, gigi rontok hilang, beberapa masih ada. Muka sudah membiru dan membengkak," urainya.
Uya Kuya kemudian menanyakan keyakinan Fransiskus apakah Vina dan Eky tewas kecelakaan atau faktor lain.
"Kamu yakin, ada pembunuhan dan pemerkosaan, atau ini kecelakaan?," tanya dia.
"Menurut saya masuk akal (kecelakaan) sih. Malam itu tidak ada curiga dan segala macem. Tahunya kecelakaan gitu aja," jawab Fransiskus.
Eky anggota XTC
Fransiskus dalam kesempatannya juga membenarkan Eky merupakan anggota komunitas motor XTC.
Eky sudah bergabung sejak 2015 akhir.
Secara keanggotaan, Eky termasuk aktif ikut kegiatan XTC.
"Dia orang asik saat nongkrong. Dia anggota aktif, agak menonjol. Dia solid dan setia kawan," kata Fransiskus.
Selama bergabung XTC, teman-teman tidak mengetahui bahwa Eky anak anggota polisi, Iptu Rudiana.
Fransiskus baru mengetahui saat Eky meninggal dunia.
Pertemuan Fransiskus dengan Iptu Rudiana baru terjadi ketika jenazah Eky berada di rumah sakit.
"Jujur, baru tahun anak polisi, saat Eky meninggal saat kejadian," urainya.
Di akhir obroloannya dengan Uya Kuya, Fransiskus juga menceritakan gaya berkendara Eky.
Eky diketahui suka ngebut ketika bersama teman-temannya di komunitas XTC.
"Saya ngebut, tapi ngebutan Eky. Gaya nyetirnya suka songong, nyetir jalannya belok kanan ke kiri. Saat motoran sama temennya suka belagu. Kalau sendirian mungkin tidak," tutup Fransiskus.
Baca juga: Muncul Saksi Baru, Cerita Detik-detik Kecelakaan Vina dan Eky: Dari Jauh Kencang, Kayak Orang Mabuk
Susno Duadji yakin Vina dan Eky Kecelakaan
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Susno Duadji mengaku gemas karena menilai kasus Vina Cirebon tidak kunjung menemukan kejelasan.
Susno Duadji hingga kini masih meyakini tewasnya Vina Dewi Arsita atau Vina dan kekasihnya Rizky Rudiana atau Eky bukanlah kasus pembunuhan.
Bahkan terbaru, ia menggelar sayembara berhadiah Rp10 juta untuk membuktikan kasus tewasnya Vina dan Eky.
"Maksud saya (menggelar) sayembara karena gemas, masak tidak terbukti-bukti (kasus Vina Cirebon)," katanya dikutip dari kanal YouTube KompasTV, Rabu (31/7/2024).
Susno Duadji menyebut, siapa saja boleh mengikuti sayembara tersebut.
"Siapapun, hakim boleh, jaksa boleh, polisi boleh, polisi yang pensiun juga boleh," lanjutnya.
Susno Duadji siap memberikan uang Rp10 juta kepada siapa saja yang bisa membuktikan tewasnya Vina dan Eky adalah kasus pembunuhan.
Ia meminta adanya bukti tidak terbantahkan yang bisa diuji lewat crime scientific investigation yang melahirkan bukti forensik.
"Kalau ada, buktikan peristiwa pembunuhan Vina dan Eky di Kabupaten Cirebon. (Saya kasih) Rp10 juta," urai dia
Susno Duadji berharap dengan dirinya mengelar sayembara kasus Vina bisa terang benderang.
Termasuk ada pihak yang menyimpan bukti di kasus yang terjadi pada 27 Agustus 2016 silam ini.
"Siapa tahu ada yang masih menyimpan alat bukti. Siapa tahu benar pembunuhan," tegasnya.
Baca juga: Anggap Janggal, Pakar Soroti Singkatnya Pembunuhan Vina dan Eky: Masuk Akal Kah Hanya Sekian Menit?
Alasan yakin bukan kasus pembunuhan
Susno Duadji dalam kesempatannya menguraikan alasannya tidak yakin kasus Vina Cirebon adalah pembunuhan.
Semua karena lemahnya alat-alat bukti yang dimunculkan selama kasus berjalan.
"Dikatakan pembunuhan karena berdasarkan keterangan saksi Aep, saksi Dede, saksi Rudiana, dan saksi Melmel. Mereka tidak melihat lansung pembunuhan. Tidak melihat langsung perkosaan," katanya.
"Kemudian keterangan ahli tidak ada yang menyatakan perkosaan dan pembunuhan. Visum tidak juga. Surat juga nggak. Alat bukti scientific sidik jari tidak ada. CCTV tidak ada. Laboratorium menyatakan sperma tidak ada. Darah tidak ada," urai panjang Susno Duadji.
Menurutnya, hal penting dalam pengungkapan kasus Vina adalah membuktikan peristiwa pembunuhan ada atau tidak.
Jika tidak ada, maka tidak ada tersangka pembunuhan.
"Putusan pengadilan itu salah. Kenapa salah? Karena memang tidak ada kasus (pembunuhan). Alat buktinya tidak ada, jangan diada-adakan," tandasnya.
(Tribunnews.com/Endra)