TRIBUNNEWS.COM - Kasus tewasnya dokter Aulia Risma Lestari (30) masih dalam proses penyelidikan Polrestabes Semarang.
Dokter Aulia ditemukan tewas di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024) lalu.
Muncul dugaan dokter Aulia mengalami perundungan selama menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah.
Penyidik belum menyimpulkan adanya perundungan dan masih mencari bukti.
Setelah 16 hari kematian dokter Aulia, ayahnya yang bernama Mohamad Fakhruri (65) meninggal karena sakit.
Mohamad Fakhruri sempat mengikuti prosesi pemakaman dokter Aulia dan kesehatannya terus menurun.
Tekanan dari Senior
Tante dokter Aulia, Vieta mengatakan keponakannya ingin mengajukan pengunduran diri dari PPDS karena masalah kesehatan.
Dokter Aulia mendapat beasiswa PPDS dari Kementerian Kesehatan sehingga pengunduran diri harus sepengetahuan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi.
"Kita sudah sempat ke Kemenkes, dalam arti untuk pengunduran diri. Cuma memang kebetulan Pak Menteri mungkin masih sibuk ya, atau belum sempet nemuin kita."
"Tetapi yang menemui dokter lain. Lalu menyampaikan infonya itu kurang jelas," bebernya, Rabu (28/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.
Baca juga: Detik-detik Ayah Dokter Aulia Meninggal, Kesehatan Menurun usai Pemakaman Anak
Saat pihak Kemenkes mendatangi rumah duka, keluarga baru mengetahui pengunduran diri PPDS tak perlu membayar biaya pinalti.
"Padahal kita baru tau penjelasan dari Kemenkes, tidak ada aturan untuk mengganti pinalti tersebut," bebernya.
Vieta menceritakan dokter Aulia sering mendapat tekanan dari senior selama masa pendidikan dokter spesialis.
Bahkan, dokter Aulia diminta membelikan rokok tengah malam dan menyiapkan makanan untuk senior dengan biaya pribadi.