Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah (RSUP Ngoerah) di Bali.
Jokowi menyebut, hasil bangunan gedung baru Rumah Sakit Ngoerah ini seperti hotel bintang 5, dimana ruang tunggu maupun furniturnya ditata sangat bagus, peralatannya semua modern, canggih, dan serba digital.
“Bangunan yang megah ini telah menghabiskan anggaran Rp 233 miliar plus alat kesehatannya karena modern jadi mahal Rp 241 miliar," kata Jokowi ditulis Selasa (3/9/2024).
Menurut Jokowi, nilai anggaran tersebut tidak menjadi masalah asal masyarakat khususnya ibu dan anak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya.
Baca juga: Resmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di RS Ngoerah Denpasar, Ini Harapan Jokowi
"Dan masih ada tambahan untuk SDM-nya Rp 28 miliar serta 326 unit tempat tidur yang akan memberikan tambahan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kita,” ujar Jokowi.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menyampaikan, layanan Ibu dan Anak di RSUP Ngoerah ini mengoptimalkan kesehatan mental ibu dan anak.
"Ini akan dilengkapi alat-alat medis seperti USG kehamilan yang canggih di kelasnya, serta akan mewujudkan misi Kementerian Kesehatan dalam menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi, juga angka stunting pada balita,” papar Adjib.
Ia menyebut, setelah diresmikan Presiden Jokowi maka Hutama Karya akan melanjutkan masa pemeliharaannya yang masih tersisa 11 bulan lagi.
Sedangkan secara keseluruhan pihak RSUP Ngoerah akan melakukan penyempurnaan alat-alat kesehatan dan medis yang akan didatangkan baik untuk rawat inap, ruang operasi, NICU, dan PICU.
RSUP Ngoerah juga akan dilengkapi dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) yakni upaya pelayanan komprehensif di rumah sakit untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang sangat jarang ada pada rumah sakit-sakit biasa, fasilitas bayi tabung dan prinsip SIDIK untuk mengetahui kelainan janin secara komprehensif dengan alat yang bernama ekokardiografi.
Dalam pembangunannya, Hutama Karya menerapkan teknologi konstruksi BIM (Building Information Modelling) dalam bentuk 3D bangunan.
"Desain rumah sakit juga menggunakan arsitektur Bali, termasuk fasad, menggunakan batu paras jogja, terracotta dan bata press, sementara pada atap menggunakan celedu dan murda,” ujarnya.