News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Populer Regional: Siswi SMP Tewas di Kuburan Cina Palembang - FX Rudy Dilaporkan ke Polisi

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berita populer regional dimulai dari siswi SMP ditemukan tewas di kuburan Cina Palembang hingga FX Rudy dilaporkan ke polisi atas ancaman pembunuhan.

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari siswi SMP ditemukan tewas di kuburan Cina Palembang, Sumatera Selatan.

Sebelum tewas, korban berinisial AA itu pergi dari rumah tanpa pamit pada pada Minggu (1/9/2024) siang.

Dugaan sementara AA jadi korban pembunuhan karena terdapat bekas luka di tubuhnya.

Berita selanjutnya datang dari mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy yang dilaporkan ke polisi.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo itu diduga telah mengancam kadernya sendiri bernama Wawanto.

Wawanto mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan dari FX Rudy.

Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:

1. Kronologi Siswi SMP Tewas di Kuburan Cina Palembang, Sempat Bercanda soal Kematian dengan Teman

Kasus seorang siswi SMP ditemukan tewas terjadi di Kota Palembang, Sumatera Selatan pada Minggu (1/9/2024).

Mayat siswi SMP berinisial AA (13) tergeletak di kuburan Cina.

Lokasi persisnya berada di TPU Talang Kerikil, Jalan R Sudarman, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarame, Kota Palembang.

Penyebab kematian AA masih menyimpan misteri.

Belum diketahui penyebab siswi SMP malang itu menghembuskan napas terakhirnya.

Dugaan sementara AA jadi korban pembunuhan karena ditemukan luka lebam di dagunya.

Berikut fakta-fakta tewasnya siswi SMP di Palembang, dirangkum dari TribunSumsel.com, Selasa (3/9/2024):

Kronologi kejadian

AA diketahui masih hidup pada Minggu (1/9/2024) sekira pukul 12.00 WIB.

Siang itu, AA sempat bertemu sang ibu Winarti (39) di rumahnya.

Namun, keduanya tidak terlibat obrolan.

Winarti mengatakan, anaknya pergi dari rumahnya tanpa pamit.

"Tadi siang sekitar pukul 12.00, sempat bertemu. Saat saya pulang usai bekerja, namun saat itu kami tidak sempat berbicara dan anak saya pun pergi tidak pamit," ungkapnya.

Baca selengkapnya.

2. Dukungan Warga Tegal untuk Aulia Risma, Minta Menkes Tuntaskan Kasus PPDS Undip

Dokter muda bernama Aulia Risma Lestari itu diduga sengaja mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menjadi korban perundungan atau bullying. (HANDOUT)

Inilah kabar terbaru soal kematian dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi, Universitas Diponegoro (Undip) di RSUP Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.

Aulia Risma diduga meninggal lantaran tak kuat dengan pembelajaran di PPDS karena perundungan.

Terbaru ini, Ikatan Keluarga Besar Tegal Bahari Ayu (IKBT-BA) Jabodetabek mendukung Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan (Menkes) RI untuk mengusut tuntas dugaan perundungan yang dialami oleh dr Aulia Risma.

Hal tersebut disampaikan oleh Dr Tafakurrozak selaku Ketua IKBT-BA Jabodetabek.

Ia menuturkan, warga asli Tegal, Jawa Tengah, yang berada di perantauan mendukung keputusan Menkes dan kepolisian.

Termasuk mendukung keputusan pemberhentian sementara program PPDS Anestesi Undip serta pemberhentian akivitas klinis Dekan FK Undip, Yan Wisnu Prajoko di RSUP Dr Kariadi.

"Kami IKBT- BA Jabodetabek dan Puncak Bogor, Cianjur, dan Banten sekira 1 juta orang, mendukung keputusan Menteri Kesehatan RI."

"Bila perlu penanggungjawaban atas kematian dokter Risma ini diusut tuntas dan diambil tindakan seberat-beratnya," katanya kepada TribunJateng.com, Senin (2/8/2024).

Ia juga merasa heran, di tengah keputusan yang diambil Menkes, justru muncul aksi solidaritas terhadap pemberhentian aktivitas klinis Yan Wisnu.

Tafakurrozak mengaku, ia bisa mengerahkan warga Tegal perantuan untuk datang berdemo ke Undip, namun hal tersebut ia nilai bukan cara yang baik.

Ia menuturkan, pihaknya menyerahkan semua ke Menkes dan kepolisian untuk melakukan investigasi mendalam dan menemukan siapa yang bertanggung jawab dan siapa aktor intelektual di balik kasus ini.

“Aktor intelektual harus bertanggung jawab, jangan sampai ada show of force yang justru dikhawatirkan dapat menimbulkan konflik,"

"Kami sepenuhnya bersama Kemenkes dalam rangka menuntaskan kasus perundungan karena hukum harus ditegakkan seadil-adilnya dan setransparan mungkin," ujarnya.

Baca selengkapnya.

3. Kronologi Ibu Bunuh 2 Anak Kandung di Kediri, Beraksi Pakai Parang, Punya Riwayat Gangguan Jiwa

Tempat kejadian perkara (TKP) dugaan pembunuhan yang dilakukan seorang ibu terhadap dua anaknya di Manisrenggo Kota Kediri dipasang garis polisi, Rabu (3/9/2024). (Istimewa)

Kasus ibu bunuh 2 anak kandungnya terjadi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Ibu rumah tangga berinisial NH (50) tega membunuh anaknya sendiri B (14) dan BN (7).

Diketahui pelaku membunuh anaknya menggunakan parang saat korban tertidur.

NH juga dilaporkan memiliki riwayat gangguan jiwa.

Kronologi kejadian

Dirangkum dari Kompas.com, kejadian nahas ini bermula saat suami pelaku, Mohammad Zakaria terbangun dari tidurnya pada Selasa pagi (3/9/2024).

Ia mendengar suara rintihan yang ternyata datang dari anaknya.

Ketika itu, anaknya dalam kondisi terluka parah di bagian kepala.

Zakaria juga melihat sang istri membawa senjata tajam jenis sabit.

Sabit tersebut, menjadi saksi bisu saat NH membacok dua anaknya hingga tewas.

Zakaria dengan cepat merebut sabit dari tangan istrinya.

Ia kemudian mengamankan NH di rumah mertuanya yang tidak jauh dari lokasi kejadian di Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, Jawa Timur.

Baca selengkapnya.

4. Nasib Kepsek di Sumenep yang Setubuhi Anak Selingkuhan, Kini Dinonaktifkan dan Terancam Sanksi Berat

(Kiri) J, oknum kepala sekolah yang tega setubuhi anak selingkuhannya saat memakai baju tahanan. (Kolase Tribunnews.com)

Kasus seorang oknum kepala sekolah (kepsek) yang setubuhi anak selingkuhannya mendapatkan atensi dari Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo.

Achmad Fauzi sudah turun tangan dengan menonaktifkan kepsek berinisial J (41) tersebut.

"Yang bersangkutan (pelaku J) sudah kita nonaktifkan sebagai kepala sekolah," katanya, dikutip dari TribunMadura.com.

Achmad Fauzi melanjutkan, pihaknya juga sudah melakukan pengkondisian, sehingga proses kegiatan pembelajaran tetap berjalan normal.

Terkait saksi, Achmad Fauzi masih berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (BKPSDM) Sumenep.

Ia berjanji akan menindak tegas J jika terbukti bersalah.

Meskipun demikian, belum dirumuskan sanksi seperti apa yang akan dijatuhkan kepada oknum kepsek tersebut.

"Kalau sampai ada ASN yang begitu (terbukti terlibat dalam kasus pencabulan) kami akan kasih sanksi tegas," katanya.

Achmad Fauzi dalam kesempatannya turut mengingatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjaga nama baik instansinya masing-masing.

Menurutnya, sebagai ASN harus bisa memberikan contoh baik kepada masyarakat.

"Saya ingatkan kepada para ASN di lingkungan Pemkab Sumenep, jangan sampai melakukan perbuatan tidak terpuji atau amoral seperti pelecehan atau pencabulan. Karena itu bisa merusak citra abdi negara," tandasnya.

Baca selengkapnya.

5. FX Rudy Dilaporkan ke Polisi usai Diduga Ancam Bunuh Kader, Begini Kronologi Versi Korban

Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kota Solo FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (22/6/2023) malam. (Tribunnews.com/ Fersianus Waku)

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy dilaporkan ke Polresta Solo atas dugaan ancaman ke salah satu kader, Selasa (3/9/2024).

Dikutip dari Tribun Solo, kader yang diduga diancam FX Rudy bernama Wawanto.

Berdasarkan pengakuannya, ancaman pembunuhan itu terjadi saat rapat internal PDIP Solo yang digelar di Girly Corner, Kecamatan Jebres, Solo, Kamis (29/8/2024).

"Dengan insiden yang terjadi tanggal 29 kemarin di girly (pinggir kali) corner saya sudah merasa diancam dan sudah ada tindakan untuk menyakiti diri saya. Bahkan sudah ada ancaman pembunuhan," terang Wawanto.

Kronologi Versi Wawanto

Menurut Wawanto, ancaman pembunuhan yang diduga dilakukan FX Rudy terjadi ketika sela rapat internal PDIP yang membahas soal pengusungan calon di Pilkada Solo dari partainya.

Diketahui, PDIP akhirnya memutuskan untuk mengusung Teguh Prakosa dan Bambang Nugroho atau Bambang Gage sebagai calon wali kota (cawalkot) dan calon wakil walikota (cawawalkot) di Pilkada Solo 2024.

Terkait putusan tersebut, Wawanto menuturkan, adanya kader PDIP yang merasa kecewa, termasuk dirinya.

Dia mengungkapkan kekecewaan itu disampaikan kepada FX Rudy selaku Ketua DPC PDIP Solo.

"Kami sampaikan kepada beliau bahwa dengan turunnya rekomendasi, teman-teman menyatakan kecewa," tutur dia.

"Lalu menyatakan sikap masing-masing. Dan saya menyatakan tidak akan ikut tim pemenangan," tambahnya.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini