Dikatakannya, selama berumah tangga suaminya tidak pernah memberikan nafkah kepadanya.
"Suami saya tak pernah menafkahi saya, sebutir beras pun. Tapi karena saya yang takut akan Tuhan. Saya sampai S3 di sekolahkan dan makan pakai uang negara ini," pungkasnya.
Bercak darah jadi petunjuk
Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Alexander Putra Piliang mengatakan awalnya menerima laporan dari pelaku suaminya meninggal karena kecelakaan.
Baca juga: Dosen di Medan Ditangkap Karena Diduga Bunuh Suaminya, Pelaku Ketahuan Setelah Makam Dibongkar
Alex menjelaskan, pihaknya sempat mendatangi lokasi kecelakaan yang berada tepat di depan rumah mereka di Jalan Gaperta, Kecamatan Medan Helvetia.
Namun di sana, petugas tidak ada menemukan tanda-tanda bekas kecelakaan.
Kecurigaan petugas juga, saat jenazah korban langsung dibawa ke kampung halamannya yang berada di Sidikalang, Dairi.
Padahal, saat itu petugas belum melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban.
"Setelah jenazahnya tiba di kampung halaman, adik kandung korban merasa janggal karena ada bekas luka di tubuhnya," sebutnya.
Lalu, pihak keluarga pun membuat laporan resmi ke Polsek Medan Helvetia.
Berdasarkan laporan tersebut, petugas pun melakukan serangkaian penyelidikan dan memeriksa 19 orang saksi.
Selain itu, petugas juga sempat melakukan olah TKP di rumah korban dan ditemukan adanya bercak darah di lemari kamar.
Baca juga: Dosen di Medan Jadi Tersangka Karena Bunuh Suaminya: Terungkap Karena Bercak Darah di Lemari
"Waktu kita interogasi pelaku, dia menyebut bahwa bercak darah yang ada di lemari itu bekas mens anaknya," ucapnya.
Alex menyampaikan, polisi yang tidak mudah percaya dengan keterangan pelaku pun mengambil sempel bercakan darah tersebut.
Lalu, polisi melalui petugas medis mencocokkan bercak darah tersebut dengan darah korban dan hasilnya cocok.