TRIBUNNEWS.COM - Hingga kini, pelaku pembunuhan terhadap gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatra Barat, masih terus dilakukan pengejaran.
Sepekan setelah kejadian, IS, Pembunuh gadis penjual gorengan itu, belum tertangkap.
Keberadaannya pun terus ditelusuri hingga diduga sudah tidak berada di sekitar tempat kejadian.
Kriminolog Universitas Budi Luhur (UBL), Monica Margaret, meminta polisi segera menangkap pelaku.
Ia menilai, polisi adalah agen pengendalian sosial dan crime prevention dalam kasus ini.
Pihak kepolisian, kata Monica, harus objektif dan profesional dalam mencari dan menangkap pelaku.
"Harusnya seluruh unit kepolisian sektor dan resort yang terkait wilayah hukum TKP (Tempat Kejadian Perkara) harus turut serta segera menangkap pelaku," ucapnya kepada TribunPadang.com, Rabu (18/9/2024).
Melihat rentang waktu, kasus, pengejaran pelaku, dan penetapan tersangka, lanjut Monica, pelaku diduga sudah tidak berada di sekitar lokasi pencarian.
Dugaan tersebut, ia sampaikan dengan alasan pelaku sudah mengetahui pemberitaan dari media massa, terkait dirinya sudah berstatus tersangka.
Lebih lanjut, Monia menyoroti status pelaku sebagai residivis dalam kasus pencabulan sewaktu masih berusia di bawah umur dan mendekam di penjara anak.
Lantas, ia meminta pihak kepolisian agar memproses tersangka dalam sistem peradilan pidana.
Baca juga: Tangis Bibi Tersangka Pembunuh Gadis Penjual Gorengan, Indra Jadi Buruan Nomor Satu Polisi Setempat
Tentunya, dengan menyesuaikan tambahan hukuman yang diatur dalam hukum pidana untuk residivis kejahatan seksual.
Sementara itu, pihak keluarga tersangka mengaku siap mendampingi IS menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.
Hal ini, dimaksudkan untuk menghindari amukan massa.
S, tante dari IS, berharap agar IS segera pulang dan menyerahkan diri kepada polisi.
"Jika memang terbukti bersalah, biarlah hukum yang berbicara. Daripada dihakimi oleh massa," ungkapnya.
S menambahkan, ia bersedia menemani ke kantor polisi jika IS merasa takut menyerahkan diri sendirian.
"Kembalilah, Indra. Pulang ke rumah. Jika takut menyerahkan diri sendiri, biar tante yang menemani," kata S.
Selain itu, S khawatir situasi bisa semakin memanas dan memicu amarah masyarakat, jika IS terus bersembunyi,
Upaya pencarian juga dilakukan oleh Pemerintah Nagari Guguak, 2×11 Enam Lingkung, Padang Pariaman.
Pemerintah Nagari Guguak meminta masyarakat untuk mengaktifkan poskamling guna membantu pencarian tersangka pembunuhan Nia Kurnia Sari (18), gadis penjual gorengan.
Masih mengutip TribunPadang.com, Wali Nagari Guguak, Ahmad Yuni Kamil, mengatakan pihaknya sudah meminta pemuda dan pemudi untuk mengaktifkan poskamling dan menjaga di setiap simpang-simpang.
Langkah tersebut, sebagai upaya kolaborasi antara masyarakat dan pihak kepolisian dalam mengejar pelaku, serta menjaga keamanan lingkungan.
"Soalnya situasi tersangka yang masih belum tertangkap, menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat. Makanya perlu adanya peran masyarakat untuk mengamankan kampungnya masing-masing," katanya, Rabu (18/9/2024).
Sebagaimana diketahui, Nia Kurnia Sari (18) diduga dibunuh oleh IS warga Korong Pasa Surau, Juha Guguak, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam.
Kasus ini, mulai mencuat saat warga menemukan jasad Nia terkubur tanpa busana di lereng bukit yang tak jauh dari rumahnya pada Minggu (8/9/2024).
Kondisi kaki dan tangannya terlipat dengan posisi tubuh miring ke sebelah kanan.
Setelah berhasil dievakuasi, jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Kota Padang untuk dilakukan autopsi.
Baca juga: Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Residivis, Pakar Pertanyakan Kinerja Kemenkumham-Bhabinkamtibmas
Sebelumnya, korban dilaporkan hilang pada Jumat (6/9/2024).
Setelah diselidiki polisi, kuat dugaan Nia adalah korban pembunuhan dan pemerkosaan.
Pada Minggu (15/9/2024), pihak kepolisian menetapkan IS sebagai tersangka dalam kasus kematian Nia.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Kriminolog UBL Duga Tersangka Kasus Gadis Penjual Gorengan Sudah Kabur Keluar Hutan
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunPadang.com/Panji Rahmat)