Kapolres Padang pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir membenarkan penangkapan tersebut. Ia mengatakan IS ditangkap atas kerja sama polisi dengan masyarakat pada Kamis sekitar pukul 15.00 WIB.
Ahmad Faisol mengakui bahwa IS memang sangat licin karena dirinya adalah warga setempat yang tahu wilayah perkebunan dan hutan di kayu tanam.
Namun berdasarkan laporan warga, tersangka sering terlihat ada di kampung atau keluar hutan pada malam hari atau subuh.
"Cuma jaraknya tidak memungkinkan warga untuk mengejarnya. Warga banyak yang melaporkan hal itu," kata Faisol.
Karena yakin bahwa tersangka tidak kabur jauh-jauh dari Padang Pariaman, Achmad Faisol pun meminta agar warga terus waspada dan mengawasi rumah-rumah kosong.
"Di wilayah perkebunan memang banyak rumah kosong. Kami sudah curiga kalau dia bersembunyi di salah satunya," jelas Ahmad Faisol.
Sebelumnya, polisi dibantu masyarakat melakukan pencarian di 4 nagari yang ada di Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.
Area pencarian masih terpusat di Nagari Guguak, Kayu Tanam, Anduring, dan Kapalo Hilalang.
"Kami terus melakukan upaya pencarian tersangka di beberapa titik, khususnya di Kecamatan Kayu Tanam. 4 Nagari kita sisir dibantu personel Polri dan masyarakat," ujar Ahmad Faisol.
Motif Pembunuhan
Sementara ditanya mengenai motif pembunuhan, Kapolres Padang Pariaman mengungkapkan, bahwa tersangka telah mengakui kalau dirinya yang membunuh dan memperkosa korban.
Ia mengungkap bahwa Nia sudah mengenal tersangka sebelumnya. Hal itu karena kegiatan Niaadalah menjual gorengan yang sering berkeliling di kampung, sehingga mengenal banyak orang.
Sementara tersangka adalah salah satu pelanggan korban. "Tetapi seberapa dekat hubungan keduanya, kami sedang dalami," ujarnya.
Meski demikian jelasnya, pihaknya terus memperdalam mengenai kasus ini. "Malam ini (Kamis) kami akan memeriksanya untuk mengetahui lebih mendalam soal kasusnya," jelas Kapolres.