"Oleh YDBA, kami benar-benar dibimbing bagaimana melakukan promosi via digital di media sosial. Hingga yang tadinya terpuruk karena pandemi, perlahan mulai bangkit," ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, penjualan paling tinggi di Batik Namburan justru dilakukan melalui katalog di Instagram dan langsung terhubung ke nomor WhatsApp.
Dalam menjalankan Batik Namburan, Evi juga menerapkan sejumlah hal yang sejalan dengan prinsip 5R sejak dari proses produksi untuk mendukung sustainable fashion atau mode berkelanjutan.
Sustainable fashion mengacu pada praktik-praktik dalam industri mode yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial.
5R merupakan singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Program ini diadopsi dari teori Kaizen yaitu 5S.
Dalam membatik, Evi menggunakan teknik mencolet yaitu teknik pewarnaan kain batik dengan cara menorehkan warna secara langsung menggunakan kuas.
Melalui teknik colet, pembatik mengoleskan pewarna kain dengan kuas, lalu melukis motif di atas kain mori.
"Tujuan utamanya sebenarnya untuk mengurangi limbah air. Kalaupun ada limbah air, hanya saat terakhir pencucian dan perebusan kain untuk menghilangkan malam."
"Itu pun air sisa perebusan masih disaring untuk mendapatkan malam yang kemudian dipakai lagi dalam proses membatik selanjutnya," papar Evi.
Ia juga mengatakan, proses pewarnaan Batik Namburan masih menggunakan bahan sintetis lantaran belum bisa mendapatkan hasil warna alam yang cerah.
"Tapi kami berusaha ke depannya bisa menemukan warna alam yang bisa cerah seperti ini, nanti menggunakan apa, bisa didapat dari riset dan biaya riset cukup tinggi. Setidaknya, kami sudah berusaha untuk mengurangi limbah dengan cara menggunakan teknik mencolet," tegasnya.
Evi juga berusaha tidak membuang hasil jahitan yang tersisa. Sisa-sisa atau kain perca akan disulapnya menjadi dompet, obe, masker, bros, hingga gantungan kunci.
Atas usaha Evi tersebut, YDBA menganugerahinya juara 3 dalam lomba 5R yang digelar pada 2022. Pada tahun yang sama, Batik Namburan telah lulus asesmen sebagai UKM Mandiri dari YDBA.
Berkat YDBA pula, Batik Namburan berhasil mengikuti Indonesia Marketing Association (IMA) UMKM Award 2024 dan lolos 20 besar.
Selain itu, Batik Namburan juga mendapat fasilitas untuk pembayaran berupa QRIS AstraPay.
Dengan QRIS AstraPay, Batik Namburan dapat menerima pembayaran melalui aplikasi e-wallet dan m-banking apa saja.
Oleh karena itu, bagi Evi, YDBA memiliki arti yang sangat penting bagi kelanjutan usahanya.
Sejak bergabung bersama YDBA, Batik Namburan merasakan banyak manfaat dan pertumbuhan yang signifikan.
Ia pun berharap, Batik Namburan bisa terus memperoleh pendampingan yang semakin kuat dari YDBA.
"Sehingga pertumbuhan usaha terus meningkat menjadi usaha besar yang akhirnya bisa mengikuti jejak YDBA untuk berbagi dan bermanfaat bagi masyarakat lebih luas," kata dia.
Menilik sejumlah usaha yang telah dijalani, Evi berharap, Batik Namburan bisa go internasional.
"Kami punya visi go global tahun 2030 dan bisa punya stand sampai ke luar negeri," harapnya.
Evi percaya, visi tersebut akan dapat dicapai Batik Namburan lewat sejumlah pendampingan yang dilakukan YDBA.
"Batik Namburan memiliki rasa percaya yang tinggi terhadap komitmen YDBA. Sehingga sangat penting bagi Batik Namburan untuk terus bersama YDBA sehingga visi goal go global 2030 dapat terwujud," kata dia.
Pendampingan dari Astra
Ketua Pengurus YDBA, Rahmat Samulo mengatakan, Batik Namburan menjadi satu dari 142 UMKM yang tengah dibina Astra melalui YDBA di wilayah Yogyakarta.
Lebih jauh lagi, saat ini terdapat 1.328 UMKM aktif yang mengikuti program pembinaan YDBA di tahun 2024 yang tersebar di 19 wilayah.
Ke-1.328 UMKM itu bergerak di sektor manufaktur, bengkel R4, pertanian yang bernilai tambah, serta kerajinan dan kuliner.
Program pembinaan yang diberikan Astra melalui YDBA, bersifat sustain dengan mentality yang sesuai dengan tantangan saat ini, bukan short term/charity.
Hal ini sesuai dengan filosofi Wiliam Soeryadjaya saat mendirikan YDBA yaitu "Beri Kail, Bukan Ikan."
"Untuk mendukung kemandirian UMKM, YDBA juga memberikan program pelatihan dan pendampingan yang bersifat manajemen dan teknis dengan fasilitasi pemasaran dan fasilitasi pembiayaan," kata Rahmat Samulo kepada Tribunnews.com, Senin (30/9/2024).
Pelatihan dan pendampingan yang diberikan YDBA, lanjut Samulo, juga sejalan dengan kebutuhan bisnis saat ini, termasuk digitalisasi.
"UMKM mau tidak mau harus mengikuti tren, termasuk terkait digitalisasi. Astra melalui YDBA mendorong UMKM untuk masuk digitalisasi, baik dalam aspek pemasaran, produksi hingga manajemen keuangan," ujar dia.
Tantangan lain yang kini dihadapi pelaku UMKM Indonesia adalah pengembangan modal dan pasar.
Oleh karena itu, Astra melalui YDBA terus melakukan kolaborasi baik dengan Grup Astra maupun non Grup Astra. Melalui kolaborasi, UMKM berkesempatan untuk menjadi bagian dari rantai pasok industri besar.
Samulo menjelaskan, ada sejumlah langkah strategis yang dilakukan Astra melalui YDBA untuk UMKM dalam waktu dekat. Terlebih UMKM memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia.
Pada tahun 2025, YDBA akan membina UMKM sebanyak 1.300 – 1.500 UMKM dan mewadahi UMKM Mandiri binaan Astra dalam sebuah komunitas.
Pihaknya juga akan mengembangkan sektor pertanian dengan mendorong sektor tersebut untuk menjalankan budidaya yang bernilai tambah.
Lewat sejumlah pendampingan, Astra melalui YDBA terus berupaya untuk menjadikan UMKM naik kelas dan mandiri. Astra berharap pelaku UMKM Indonesia memiliki mindset dan mentality untuk mau berubah dan lebih berkembang.
Mereka juga diharapkan mau berbagi dalam hal apapun, baik knowledge, pasar, maupun lainnya serta berkomitmen dalam menjalankan bisnis dan menghasilkan produk yang sesuai standar QCD customer.
"Pelaku UMKM juga diharapkan konsisten menghasilkan produk sesuai permintaan customer/offtaker," kata dia.
Usaha yang dilakukan Astra melalui YDBA dalam membina UMKM Indonesia rupanya mendapat apreasiasi dari Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.
Dalam sambutannya di acara HUT ke-44 YDBA pada Kamis (2/5/2024), Teten Masduki menyampaikan, YDBA memiliki visi yang selaras dengan pemerintah dalam membangun ekosistem usaha yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Ia berharap pembinaan dan pendampingan yang dilakukan YDBA bisa menginspirasi grup usaha lain untuk ikut serta mengupayakan agar UMKM naik kelas.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)