News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jalan Panjang UMKM Batik Namburan, Bangkit Berkat YDBA, Punya Visi Go Global 2030

Penulis: Sri Juliati
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemilik Batik Namburan, Evi Rosalina Widyayanti menunjukkan sejumlah produk batik tulis karya Batik Namburan. UMKM Batik Namburan merupakan satu di antara UMKM yang dibina Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

"Oleh YDBA, kami benar-benar dibimbing bagaimana melakukan promosi via digital di media sosial. Hingga yang tadinya terpuruk karena pandemi, perlahan mulai bangkit," ungkapnya.

Saat ini, lanjutnya, penjualan paling tinggi di Batik Namburan justru dilakukan melalui katalog di Instagram dan langsung terhubung ke nomor WhatsApp.

Dalam menjalankan Batik Namburan, Evi juga menerapkan sejumlah hal yang sejalan dengan prinsip 5R sejak dari proses produksi untuk mendukung sustainable fashion atau mode berkelanjutan.

Sustainable fashion mengacu pada praktik-praktik dalam industri mode yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial.

5R merupakan singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Program ini diadopsi dari teori Kaizen yaitu 5S.

Dalam membatik, Evi menggunakan teknik mencolet yaitu teknik pewarnaan kain batik dengan cara menorehkan warna secara langsung menggunakan kuas.

Melalui teknik colet, pembatik mengoleskan pewarna kain dengan kuas, lalu melukis motif di atas kain mori.

"Tujuan utamanya sebenarnya untuk mengurangi limbah air. Kalaupun ada limbah air, hanya saat terakhir pencucian dan perebusan kain untuk menghilangkan malam."

"Itu pun air sisa perebusan masih disaring untuk mendapatkan malam yang kemudian dipakai lagi dalam proses membatik selanjutnya," papar Evi.

Ia juga mengatakan, proses pewarnaan Batik Namburan masih menggunakan bahan sintetis lantaran belum bisa mendapatkan hasil warna alam yang cerah.

"Tapi kami berusaha ke depannya bisa menemukan warna alam yang bisa cerah seperti ini, nanti menggunakan apa, bisa didapat dari riset dan biaya riset cukup tinggi. Setidaknya, kami sudah berusaha untuk mengurangi limbah dengan cara menggunakan teknik mencolet," tegasnya.

Evi juga berusaha tidak membuang hasil jahitan yang tersisa. Sisa-sisa atau kain perca akan disulapnya menjadi dompet, obe, masker, bros, hingga gantungan kunci.

Atas usaha Evi tersebut, YDBA menganugerahinya juara 3 dalam lomba 5R yang digelar pada 2022. Pada tahun yang sama, Batik Namburan telah lulus asesmen sebagai UKM Mandiri dari YDBA.

Berkat YDBA pula, Batik Namburan berhasil mengikuti Indonesia Marketing Association (IMA) UMKM Award 2024 dan lolos 20 besar. 

Selain itu, Batik Namburan juga mendapat fasilitas untuk pembayaran berupa QRIS AstraPay.

Dengan QRIS AstraPay, Batik Namburan dapat menerima pembayaran melalui aplikasi e-wallet dan m-banking apa saja.

Oleh karena itu, bagi Evi, YDBA memiliki arti yang sangat penting bagi kelanjutan usahanya. 

Sejak bergabung bersama YDBA, Batik Namburan merasakan banyak manfaat dan pertumbuhan yang signifikan.

Ia pun berharap, Batik Namburan bisa terus memperoleh pendampingan yang semakin kuat dari YDBA.

"Sehingga pertumbuhan usaha terus meningkat menjadi usaha besar yang akhirnya bisa mengikuti jejak YDBA untuk berbagi dan bermanfaat bagi masyarakat lebih luas," kata dia.

Menilik sejumlah usaha yang telah dijalani, Evi berharap, Batik Namburan bisa go internasional. 

"Kami punya visi go global tahun 2030 dan bisa punya stand sampai ke luar negeri," harapnya.

Evi percaya, visi tersebut akan dapat dicapai Batik Namburan lewat sejumlah pendampingan yang dilakukan YDBA. 

"Batik Namburan memiliki rasa percaya yang tinggi terhadap komitmen YDBA. Sehingga sangat penting bagi Batik Namburan untuk terus bersama YDBA sehingga visi goal go global 2030 dapat terwujud," pungkasnya

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini