TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Seorang ibu rumah tangga di Padang, Sumatra Barat, diduga menganiaya anaknya saat melakukan video call dengan mantan suaminya yang berada di Malaysia.
Saat melakukan video call, ibu tersebut menendang bagian kepala anaknya. Hal itu membuat anaknya menangis kejang. Penganiayaan terhadap anak tersebut viral di media sosial.
Kejadian tersebut dilaporkan terjadi di rumah kontrakan di kawasan Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Baca juga: Dugaan Penganiayaan Tahanan di Jambi, 2 Polisi jadi Tersangka, Rekayasa Kematian Korban
Lurah Pasar Ambacang, Yudi Asril, mengatakan penganiayaan tersebut terjadi dua minggu lalu.
"Iya, informasinya terjadi dua minggu yang lalu," kata Yudi Asril, saat dihubungi TribunPadang.com melalui sambungan telpon WhatsApp, Selasa (1/10/2024).
Ia menyebutkan, pihaknya dari kelurahan sudah mendatangi lokasi rumah diduga terjadinya aksi kekerasan terhadap anak kandung tersebut.
"Kami telah datang ke lokasi bersama Ketua RT dan RW. Untuk yang bersangkutan memang ada di lokasi mengontrak," katanya.
Namun, Yudi Asril menduga perempuan yang ada di dalam video viral tersebut hanya memarahi anaknya.
Selain itu, Perlindungan Anak juga sudah datang ke lokasi termasuk dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A).
"Telah diberikan nasehat kepada orang tuanya, memang kendalanya suaminya tidak berada di rumah," ujarnya.
Suami dari perempuan yang diduga melakukan kekerasan terhadap anak kandungnya ini sedang berada di Malaysia.
"Setelah kami cek untuk anaknya, tidak ada luka memar. Diduga memarahi anaknya, karena faktor ekonomi," pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)
Diduga karena masalah ekonomi
Lurah Pasar Ambacang, Yudi Asril, mengatakan bahwa kejadian ini terjadi sekitar tanggal 14 September 2024 di dalam sebuah rumah kontrakan. Perempuan tersebut diduga melakukan penganiayaan terhadap tiga orang anaknya.
Baca juga: Kasus Perampokan dan Penganiayaan Satu Keluarga di Bogor, Polisi Identifikasi 2 Pelaku
Kata dia, perempuan tersebut memiliki lima orang anak, dan saat ini dua orang anaknya dititipkan di panti asuhan berusia sekitar 14 tahun. Sedangkan yang ada bersamanya di rumah kontrakan ada tiga orang dengan usia yang masih kecil.
Yudi Asril menyebutkan perempuan yang viral tersebut tinggal bersama tiga orang anaknya dengan ekonominya agak kekurangan. Sedangkan, perempuan tersebut tidak memiliki pekerjaan tetap, dan hanya bekerja jualan produk secara online.
Bahkan untuk lampu yang ada di dalam rumah kontrakannya di bagian ruang tamu dan kamarnya tidak ada. Suaminya merupakan orang Bangladesh.
"Dari status Kartu Keluarga (KK), kami lihat mereka sudah cerai hidup. Namun, mereka tetap berkomunikasi dan berhubungan lewat video call," kata Yudi Asril, saat diwawancara di kantornya.
Pihaknya menduga, perempuan yang viral tersebut diduga memarahi anaknya dikarenakan terkait nafkah atau biaya yang kurang dari kiriman suaminya yang sedang berada di Malaysia.
"Kami dari pihak Kelurahan, awalnya ada yang melaporkan ke Perlindungan Anak. Pada tanggal 16 September 2024, kami langsung ke rumah yang bersangkutan yang diduga sebagai penganiayaan terhadap anak," katanya.
Baca juga: Seorang Santri di Pondok Pesantren Milik Habib Rizieq Diduga Alami Penganiayaan, Korban Lapor Polisi
Pihaknya datang pada malam hari dan melakukan mediasi. Namun, perempuan yang ada di dalam video tersebut berkilah dan mengaku tidak ada melakukan kekerasan terhadap anaknya.
Dari hasil kunjungan pihak Kelurahan, tidak ditemukan bekas luka lebam atau luka lainnya sedikitpun. Selanjutnya, pada tanggal 17 September 2024, datang tim dari DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana) Kota Padang, dan Perlindungan Anak.
Ia bersama-sama dengan Dinas DP3AP2KB Kota Padang dan tim menemukan yang bersangkutan masih tidur dengan ketiga anaknya pada pukul 10.00 WIB. Selanjutnya, pihak dari Dinas DP3AP2KB memberikan nasehat dan memeriksa kondisi anak-anaknya.
"Dari hasil itu, tidak ada juga bekas luka ataupun bekas kekerasan. Pihak DP3AP2KB meminta kepada yang bersangkutan, kalau ada kendala untuk dalam pengasuhan anaknya akan dibantu," ujar Yudi Asril.
Untuk saat ini, Yudi Asril menduga yang terjadi adalah yang bersangkutan hanya memarahi anaknya. Dikarenakan tidak ada luka lebam yang ditemui di tubuh anaknya.
Dikarenakan keluarga tersebut termasuk kurang mampu, pihaknya sudah memberikan bantuan berupa beras miskin yang diantar secara langsung sekitar tiga hari yang lalu.
Baca juga: Pria Purwakarta Dibacok Istri Muda yang Berumur 17 Tahun, Motif Penganiayaan Belum Diketahui
"Sebelumnya tinggal di Kecamatan Lubuk Begalung, Kartu Keluarganya berdomisili di Kecamatan Lubuk Begalung. Rencananya dalam bulan ini akan kembali pindah ke Kecamatan Padang Selatan," pungkasnya.
Respons polisi
Polresta Padang berencana akan meminta keterangan terhadap perempuan yang ada di dalam video viral dalam dugaan melakukan kekerasan terhadap anaknya.
"Laporannya belum ada masuk ke kami," kata Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Dedy Adriansyah Putra, Selasa (1/10/2024).
Namun, pihaknya sudah mengerahkan anggotanya untuk menggali informasi di lapangan atau di masyarakat.
"Untuk lokasi kejadian di Kecamatan Kuranji," katanya.
Sampai saat ini, pihak kepolisian dari Polresta Padang belum mengetahui apakah ada tindak pidana dalam kejadian tersebut.
"Kami akan mendalaminya," pungkasnya.
Penulis: Rezi Azwar
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Masalah Ekonomi jadi Sebab Ibu Diduga Aniaya Anak di Padang, Dilakukan saat VC dengan Suami
dan
Viral Video Ibu di Padang Diduga Aniaya Anak, Lurah: Marah karena Ekonomi Sulit