Bahkan, dua orang harus dilarikan ke rumah sakit.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolsek Pare, Iptu Siswo Edi.
"Kami sudah mengevakuasi korban ke dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Kabupaten Kediri dan RS HVA Pare. Saat ini kondisi para korban masih dalam pantauan medis," kata Iptu Siswo, dikutip dari TribunJatim.com.
Diduga, keracunan tersebut berasal dari makanan dan minuman kemasan yang dikonsumsi jemaah.
Makanan dan minuman tersebut, diduga tidak memiliki label kedaluwarsa yang jelas.
Atas kejadian ini, acara selawatan yang mulanya berjalan lancar pun harus dihentikan oleh pihak kepolisian.
"Kami memutuskan untuk menghentikan acara demi keamanan dan keselamatan jamaah. Ini langkah yang harus diambil, mengingat jumlah korban yang terus bertambah," tambah Iptu Siswo.
Hingga kini, jumlah warga yang alami keracunan masih dalam pendataan, namun diduga korbannya mencapai seratus orang.
Makanan dan minuman kemasan tersebut, ternyata dibagikan secara gratis oleh panitia acara.
Namun, ada kejanggalan pada makanan dan minuman tersebut.
Mengutip Kompas.com, beberapa warga menyebut rasa makanan sudah berubah dan keterangan kedaluwarsa pada kemasan sudah hilang.
Baca juga: Update Keracunan Massal di Cianjur, Masih Ada Warga yang Dirawat di Rumah Sakit dan Puskesmas
Seorang jemaah perempuan berinisial S menuturkan, makanan dan minuman kemasan tersebut terdiri dari camilan dari berbagai merek, tapi sudah banyak yang melempem.
"Saya cek kedaluwarsanya juga sudah tidak ada. Biasanya kan ada keterangan kedaluwarsanya di bagian tutup botolnya."
"Padahal itu minuman mahal. Kalau di toko harganya sekitar Rp 7.000-an," ungkap S.