TRIBUNNEWS.COM - Polres Blitar Kota menaikkan kasus tewasnya santri berinisial MKA (13) dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Meski keluarga korban belum membuat laporan, penyidik telah menerbitkan laporan polisi model A.
MKA meninggal pada Selasa (17/9/2024) lalu saat dirawat di RSUD Kabupaten Kediri.
Dua hari sebelumnya, MKA pingsan setelah kepalanya terkena lemparan kayu berpaku di lingkungan ponpes.
Guru ngaji yang melempar tak mengetahui kayu tersebut terdapat paku.
Kasi Humas Polres Blitar, Iptu Samsul Anwar, mengatakan proses ekshumasi atau pembongkaran makam dilakukan untuk melengkapi berkas penyelidikan.
Proses ekshumasi dilakukan di makam korban di TPU Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jumat (4/10/2024).
Awalnya keluarga korban menolak proses autopsi.
Namun, setelah diberi penjelasan penyidik, keluarga korban meminta kasus ini diusut tuntas.
“Untuk melengkapi dalam rangka penyidikan lebih lanjut," bebernya.
Proses ekshumasi berlangsung selama dua jam dan dilihat langsung sejumlah keluarga korban serta warga.
Baca juga: Nenek di Blitar Pasrah Cucunya Tewas Dilempar Kayu Berpaku, Ibu Korban Kerja Jadi Buruh di Taiwan
Sejumlah saksi telah diperiksa termasuk terlapor yang berinisial MUA.
Jenazah kemudian dibawa tim dokter forensik ke RS Bhayangkara Kediri.
Diketahui, MUA sempat panik setelah melemparkan kayu berpaku ke korban.
MUA membawa korban ke RSUD Srengat kemudian ke RSUD Kabupaten Kediri.
Hingga saat ini penyidik belum menetapkan tersangka dan masih mengumpulkan bukti-bukti.
"Nanti akan dilakukan gelar perkara lagi terkait kasus itu. Untuk perkembangan kasus lebih lanjut masih menunggu gelar perkara," katanya.
Baca juga: Gegara Ogah Mandi, Santri di Blitar Tewas setelah Dilempar Kayu Berpaku oleh Guru Ngaji
Nenek korban, Suparti, mengatakan proses pembongkaran makam sudah mendapat persetujuan orang tua korban.
"Kami mengikuti proses hukum (dilakukan autopsi kepada korban). Kami menyerahkan (penanganan kasus) ke polisi," bebernya, Jumat (4/10/2024), dikutip dari Surya.co.id.
Paman korban, Iqwal Rikky Susanto (29), menjelaskan keponakannya diasuh nenek karena orang tua sudah bercerai.
Ibu korban bekerja di Taiwan, sedangkan ayahnya di Malaysia.
Sejak kelas 3 SD korban sudah dimasukkan pondok hingga kelas 8 MTs.
"Keponakan saya tidurnya juga di asrama pondok," ucapnya.
Sebagian artikel telah tayang di Surya.co.id dengan judul Nasib Ustadz yang Lempar Kayu Berpaku ke Santri hingga Tewas Kini di Ujung Tanduk, Tabiatnya Terkuak
(Tribunnews.com/Mohay) (Surya.co.id/Samsul Hadi)