TRIBUNNEWS.COM - Kasus tewasnya seorang santri di Ponggok, Blitar, Jawa Timur, masih dalam proses penyelidikan.
Korban yang berinisial MKA (13) sempat dirawat di rumah sakit usai dilempar kayu berpaku oleh oknum guru ngaji.
Kayu berpaku mengenai kepala korban pada Minggu (15/9/2024) sekitar pukul 06.00 WIB.
Kondisi kesehatan korban melemah dan dinyatakan meninggal pada Selasa (17/9/2024) lalu.
Nenek korban, Suparti, mengatakan proses pembongkaran makam sudah mendapat persetujuan orang tua korban.
Jenazah kemudian dibawa dari TPU Desa Dadaplangu, Blitar ke RS Bhayangkara Kediri untuk proses autopsi.
"Kami mengikuti proses hukum (dilakukan autopsi kepada korban). Kami menyerahkan (penanganan kasus) ke polisi," bebernya, Jumat (4/10/2024), dikutip dari Surya.co.id.
Sejumlah anggota keluarga korban turut menyaksikan proses pembongkaran makam yang berlangsung selama 2 jam.
Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, mengatakan hasil autopsi digunakan untuk melengkapi berkas penyidikan.
"Kami melaksanakan ekshumasi (penggalian kubur) untuk melakukan autopsi jenazah korban."
"Kalau hasilnya sudah keluar, secepatnya akan kami sampaikan," terangnya.
Baca juga: Nenek di Blitar Pasrah Cucunya Tewas Dilempar Kayu Berpaku, Ibu Korban Kerja Jadi Buruh di Taiwan
Hingga saat ini, penyidik belum menetapkan tersangka dan masih mengumpulkan bukti-bukti.
"Nanti akan dilakukan gelar perkara lagi terkait kasus itu. Untuk perkembangan kasus lebih lanjut masih menunggu gelar perkara," jelasnya.
Sebelumnya, Polres Blitar Kota telah menaikkan kasus ini dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Pihak keluarga enggan membuat laporan sehingga Polres Blitar Kota menerbitkan laporan polisi model A.
"Kami telah menerbitkan laporan polisi model A atau laporan kasus hasil temuan polisi. Tanpa menunggu laporan dari pihak keluarga korban," tukasnya.
Sebanyak 9 saksi telah diperiksa mulai santri, ustaz, pemilik pondok, rumah sakit, paman dan nenek korban.
Baca juga: Santri di Aceh yang Disiram Air Cabai dan Digunduli Karena Merokok Kini Trauma
"Untuk barang bukti yang kami amankan yaitu potongan kayu yang dilempar mengenai korban," tandasnya.
Paman korban, Iqwal Rikky Susanto (29), menjelaskan keponakannya diasuh nenek karena orang tua sudah bercerai.
Ibu korban bekerja di Taiwan, sedangkan ayahnya di Malaysia.
Sejak kelas 3 SD korban sudah dimasukkan pondok hingga kelas 8 MTs.
"Keponakan saya tidurnya juga di asrama pondok," ucapnya.
Sebagian artikel telah tayang di Surya.co.id dengan judul Nasib Ustadz yang Lempar Kayu Berpaku ke Santri hingga Tewas Kini di Ujung Tanduk, Tabiatnya Terkuak
(Tribunnews.com/Mohay) (Surya.co.id/Samsul Hadi)