Pihaknya juga mendesak agar Mabes Polri turut dilibatkan guna memastikan penyelidikan berjalan transparan dan tuntas.
"Kami mendukung penuh kerja kepolisian, dan kami meminta agar Mabes Polri memberikan sumber daya yang memadai agar kasus ini bisa diungkap dengan terang benderang," tegasnya.
Keempat, Hendra Karianga mengimbau kepada publik Maluku Utara untuk tidak menyebarkan narasi yang menyesatkan terkait insiden ini.
Ia menekankan pentingnya menjaga kondusivitas menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November 2024, dan meminta masyarakat memberikan kepercayaan penuh kepada pihak kepolisian yang sedang bekerja secara profesional.
"Jangan sampai ada informasi yang salah atau narasi yang tidak benar menyebar di tengah masyarakat, terutama dalam suasana menjelang Pilkada. Percayakan kepada pihak kepolisian yang sedang bekerja dengan baik," pungkas Hendra.(
Polisi Periksa 9 Saksi
Sementara itu, polisi telah memeriksa 9 saksi terkait terbakarnya speedboat Bela 72 yang ditumpangi calon gubernur Maluku Utara (Malut) Benny Laos dan rombongan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Malut Kombes Pol Asri Effendy mengatakan pihaknya juga telah meminta keterangan para korban yang mengalami luka ringan.
"Kita juga dibantu Puslabfor Bareskrim Mabes Polri dan 3 personel dari Bidlabfor Direskrimum Polda Sulut," kata Asri Effendy di Kota Ternate, Minggu (13/10/2024).
Polisi juga akan meminta keterangan ahli soal penyebab terbakarnya speedboat tersebut.
Diharapkan polisi mendapatkan fakta yang sebenarnya.
"Hal ini agar kesimpulan kita sesuai dan didukung dengan alat-alat bukti, baik keterangan saksi, keterangan ahli dan alat bukti lainnya di lapangan,” terang Asri Effendy.
Speedboat Bela 72 terbakar saat berada di Pelabuhan Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, Sabtu (12/10/2024) siang.
Insiden itu mengakibatkan enam orang meninggal, termasuk Benny Laos.