Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angkutan kereta api kembali mendapatkan sorotan dari anggota DPR RI usai melakukan kunjungan ke Stasiun Semarang Tawang, Sabtu, 19 Oktober 2024.
Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Bambang Haryo Soekartono menilai, Stasiun Semarang Tawang masih jauh dari kapasitas terpasang yang mencapai 180 rangkaian kereta per hari.
Saat ini stasiun tersebut hanya dilewati oleh 120 rangkaian kereta per hari,
Dengan demikian, kemampuan stasiun tersebut masih bisa ditingkatkan hingga mencapai 40 persen, baik untuk rangkaian kereta, jumlah penumpang maupun kereta api angkutan barang.
Bambag Haryo menjelaskan, kapasitas terminal Stasiun Semarang Tawang tercatat sebanyak 10.000 penumpang per hari, sedangkan saat ini baru terealisasi sebanyak 5.000 penumpang per hari.
Untuk mendorong agar tingkat keterisian kapasitas meningkat hingga mencapai 100%, BHS mendorong program percepatan pertumbuhan Kereta Komuter (KRL) yang menuju ke Salatiga, Solo, Jogja, yang saat ini baru melayani 20 keberangkatan.
Baca juga: Sosok Petugas Stasiun Tawang Semarang Amankan Tas Penumpang Berisi Uang dan Emas
"Ke depan, harus bisa ditingkatkan hingga 2 kali lipat dari sekarang, untuk mendukung percepatan pertumbuhan sektor pariwisata yang ada di Jawa Tengah," katanya.
Anggota Dewan Pakar Partai Gerindra itu juga mendorong manajemen KAI untuk mengoptimalkan angkutan logistik dengan melakukan percepatan angkutan peti kemas yang pernah ditargetkan mencapai 1 juta TEUs pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat ini, kata BHS, arus peti kemas yang diangkut melalui jalur kereta api di pulau Jawa baru mencapai 300.000 TEUs per tahun, jauh dari target yang ditetapkan. "Padahal, target Pemerintah pada waktu itu diharapkan sudah mencapai 100 persen pada tahun 2015," tegas BHS.
Dia mengharapkan Pemerintah hadir untuk mendukung qpercepatan peningkatan angkutan logistik melalui pemanfaatan moda transportasi kereta api di seluruh Indonesia.
Bambang juga mengingatkan pentingnya untuk meningkatkan keselamatan di sektor kereta api karena saat ini jalur keretapi semakin diminati masyarakat Indonesia.
Salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan di bidang kereta api adalah dengan merealisasikan anggaran keselamatan atau IMO (Infrastructure Maintanance Operation) sesuai kebutuhannya.
Sebagai informasi, saat ini anggaran IMO dipangkas menjadi 25 persen dari kebutuhanya sebesar Rp2 triliun. "Pemerintah harus merealisasikan anggaran keselamatan sesuai dengan kebutuhannya.
Sebab, nilai keselamatan publik tak terhingga, bahkan jauh lebih tinggi daripada anggaran APBN kita," tegasnya.
Bambang juga menekankan pentingnya peningkatan efektivitas terminal bayangan (Stasiun Poncol), untuk menampung lebih banyak penumpang yang menuju ke Semarang dengan dukungan Stasiun Poncol tersebut.
"Ke depan, saya mengharapkan Angkutan Kereta Api bisa menjadi angkutan super massal yang efektif, efisien, diminati masyarakat, dengan kenyamanan dan keselamatan yang mempunyai jaminan Zero Accident," katanya.