News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

16 Warga Diamankan Pascabentrok di Adonara, Pj Gubernur NTT Berangkat ke Lokasi

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Salma Fenty
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi perang tanding antara warga Desa Bugalima dan Ilepati di Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Senin, 21 Oktober 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal konflik di Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (21/10/2024) kemarin.

Dari konflik yang dipicu sengketa tanah ini, pihak kepolisian mengamankan belasan warga.

Total ada 16 orang yang diamankan beserta barang bukti.

Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita menuturkan, sebelumnya pihak kepolisian mengamankan 11 orang.

Setelah pengembangan, pihaknya kembali mengamankan lima orang.

Dari 16 orang yang diamankan tersebut, rata-rata berusia 18-66 tahun.

Mereka diduga sebagai pelaku anarkis yang membakar rumah warga Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat.

"Mereka sudah kita amankan beserta dengan barang bukti," katanya kepada wartawan, Selasa, 22 Oktober 2024.

Pihaknya juga mengamankan sejumlah barang bukti, seperti senjata tajam dan empat bom pipa.

"Ada 10 buah tombak, 3 buah parang, busur panah 13 buah, bom pipa 4 buah, serbuk bom pipa, dan peluru senapan angin," ungkapnya.

Diketahui, bentrokan ini terjadi antara Desa Bugalima dan Desa Ilepati yang disebabkan oleh sengketa tanah.

Baca juga: Konflik Berdarah Akibat Batas Tanah Dua Desa di Flores Timur NTT: 51 Rumah Terbakar, 2 Warga Tewas

Puluhan rumah warga dibakar warga.

Menanggapi hal tersebut, Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto pun menuju ke lokasi dari Kota Kupang.

Andriko pergi ke Adonara untuk meninjau lokasi terdampak peristiwa kerusuhan.

Mengutip TribunFlores.com, Andriko menuturkan akan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan kejadian tersebut.

"Pemprov NTT merasa prihatin dengan aksi kerusuhan yang terjadi di Kecamatan Adonara Barat, sehingga kita akan melakukan beberapa hal untuk melakukan pengendalian penyelesaian,"

"Pada siang ini bersama Perangkat Daerah terkait, saya akan menuju ke Kecamatan Adonara Barat dengan kapal feri dalam rangka menyalurkan bantuan sosial dan melakukan pendalaman terkait dengan hal- hal yang harus kita segera lakukan karena kita tidak berharap konflik horizontal ini kemudian menjadi meluas dan menimbulkan persoalan yang lebih berat dikendalikan dan diselesaikan," kata Andriko.

Ia menambahkan, Pemprov NTT bakal bekerja sama dengan sejumlah pihak.

Andriko juga berharap masyarakat bisa menahan diri dan bisa menyelesaikan masalah dengan baik, tanpa menggunakan kekerasan.

"Jadi kita harapkan juga masyarakat menahan diri, tenang, nanti beberapa persoalan-persoalan hukum akan kita selesaikan dengan baik,"

"Jadi jangan menggunakan kekerasan sebagai dasar untuk menyelesaikan persoalan karena yang terjadi persoalan tidak akan selesai tetapi justru menambah persoalan baru," lanjutnya.

Diwartakan, konflik ini ternyata sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu.

Penyebabnya yakni sengketa batas tanah antara Desa Bugalima dan Desa Ilepati.

Pada Senin (21/10/2024) kemarin, warga Desa Ilepati dan Bugalima terlibat bentrokan menggunakan senjata tajam hingga senjata api (senpi).

Akibatnya, dua orang tewas dan empat terluka.

Baca juga: Konflik Sengketa Tanah di Adonara Flores Timur, 2 Korban Tewas, 4 Luka, 51 Rumah Terbakar

Bahkan, 51 unit rumah hangus terbakar akibat konflik baru-baru ini.

Mengutip TribunFlores.com, konflik yang dipicu batas tanah ini sudah berlangsung sejak 1970.

Pada tahun 1990-an lalu, kedua pihak sempat dimediasi oleh Forkopimda Kabupaten Flores Timur.

Dua korban tewas akibat konflik sengketa tanah antara Desa Bugalima dan Desa Ile Pati, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, Senin (21/10/2024). Foto 25 personel Batalion B Pelopor Maumere Satuan Brimob Polda NTT dikirim ke Pulau Adonara,Kabupaten Flores Timur, NTT, Senin 21 Oktober 2024. (TRIBUNFLORES.COM)

Namun, saat itu kesepakatan batas tanah sengketa belum tercapai.

Lalu, pada Juli 2024 lalu, Badan Pertanahan Nasional (BPN) melakukan pengukuran lahan.

Namun, masyarakat masih belum puas hingga terjadi perang antara kedua desa.

Kini, bentrokan pun kembali pecah pada Senin (21/10/2024).

Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita pun menuturkan, konflik saat ini sudah mereda.

Ia pun menuturkan bahwa penyelesaian konflik seharusnya bisa terjadi tanpa adanya kekerasan.

Nyoman Putra pun meminta semua pihak untuk bisa menahan diri.

"Tidak ada permasalahan yang harus diselesaikan dengan kekerasan. Di sini ada Pemerintah, Polri, TNI yang siap menangani situasi," katanya kepada wartawan.

Ia menambahkan, pihak-pihak terkait siap memberikan fasilitas penyelesaian masalah.

"Pemerintah daerah bersama aparat keamanan siap memfasilitasi penyelesaian masalah," 

"Kami meminta massa untuk menahan diri dan tidak melakukan aksi-aksi kekerasan," tutur Nyoman Sandita.

Diberitakan sebelumnya, konflik antar warga Desa Bugalima dan Desa Ilepati terjadi pada Senin (21/10/2024).

Bentrokan antar warga terjadi sejak Senin dini hari.

Sejumlah rumah warga desa Bugalima pun terbakar akibat aksi saling serang ini.

TNI dan Polri pun terjun ke lapangan untuk mencegah bentrokan susulan.

Kapolsek Adonara Barat, Ipda Januardana Rambi menuturkan, saat ini kondisi sudah kondusif.

"Sementara mulai redah. Saya sementara urus, mohon waktu dulu, ya. Nanti saya informasi lagi," katanya kepada wartawan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Konflik Tanah di Adonara, Polisi Amankan 16 Warga Beserta Bahan Peledak

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunFlores.com, Paul Kabelen)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini