TRIBUNNEWS.COM - Begini penampakan rumah Supriyani, guru honorer di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, yang dituding menganiaya anak polisi.
Dari pantauan TribunnewsSultra.com, Kamis (24/10/2024), tampak rumah Supriyani dalam keadaan kosong, tak ada yang menempati.
Terlihat rumah Supriyani dibangun semi permanen dengan lantai semen atau beton.
Sementara dinding dari material batako dengan tiang penyangga teras rumah dari kayu.
Terlihat di samping kanan dan kiri rumah tanaman tumbuh rimbun.
Saat ini, rumah itu jarang ditinggali, setelah Supriyani tersandung kasus dugaan penganiayaan terhadap muridnya.
Sebelum tersandung kasus, selain mengajar, Supriyani juga berkebun.
Ia juga bekerja di sawah membantu suaminya yang juga hanya bekerja serabutan.
"Suaminya kadang di kebun, kadang kerja bengkel, kadang juga ikut kerja bangunan," kata tetangga Supriyani, Suyatni (57).
Guru honorer itu, kata Suyatni, jarang berbaur dengan masyarakat karena waktunya dihabiskan untuk bekerja.
"Dia hanya mengajar, setelah itu pulang langsung ke kebun," jelasnya.
Baca juga: Perjuangan Guru Supriyani: Antara Mengajar dan Berkebun di Tengah Masalah Hukum
Selama bertetangga dengan Supriyani, Suyatni tak pernah melihat guru honorer itu berlaku kasar terhadap anaknya.
"Tidak pernah (memukul), itu anak-anaknya kalau main hujan dia hanya tegur," terangnya.
Diketahui, Supriyani sudah 16 tahun menjadi guru honorer.