TRIBUNNEWS.COM - Polda Sumut akan menyelidiki kasus tewasnya siswi calon pramugari di Kota Medan, Sumatra Utara bernama Ade Nurul Fadilah (18).
Korban dilaporkan sakit saat berada di asrama dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit pada Selasa (1/10/2024) lalu.
Pihak keluarga korban menduga ada tindak kekerasan yang mengakibatkan Ade meninggal sehingga melaporkan kasus ini.
Diketahui, korban merupakan siswi baru sekolah kursus penerbangan Sumatera Flight Education Center yang terletak di Komplek Citra Garden, Kota Medan, Sumatra Utara.
Gadis berjilbab tersebut berasal dari Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.
Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho, menegaskan tak ada senioritas di dalam asrama.
Korban yang menjadi siswi sejak Juli 2024 dikenal ramah dan tak memiliki musuh.
"Jadi, kita di sekolah ini tidak ada namanya junior senior, tidak ada tindak pembullyan, kekerasan, makanya kita agak kaget juga."
"Jadi, yang perlu saya terangkan di sini, almarhum ini orang baik, tidak ada musuh, dan baru dua bulan dia berada di sekolah ini. Makanya kita kaget juga dengar berita itu," paparnya, Selasa (29/10/2024), dikutip dari TribunMedan.com.
Menurutnya, korban meninggal karena sakit kepala dan sering mengkonsumsi obat-obatan dari warung.
"Jadi, habis dari klinik menyampaikan harus langsung dibawa ke rumah sakit. Jadi ketika dibawa ke rumah sakit USU, rupanya disampaikan sudah meninggal, belum ada penanganan memang saat itu," jelasnya.
Baca juga: Misteri Kematian Ade Nurul Fadilah: Calon Pramugari Tewas di Asrama, Keluarga Duga Tindak Kekerasan
Terkait luka lebam pada jasad, Hendra mambantah akibat penganiayaan yang dilakukan sesama siswa.
"Memang jadinya agak biru, disampaikan dokter, ya dugaan dugaannya banyak kata dokter, salah satunya bisa jantung, cuman kan belum dilakukan rekam medis," tuturnya.
Jasad akan Diautopsi
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, menyatakan akan menyelidiki kasus tewasnya siswi calon pramugari sekolah kursus penerbangan Sumatera Flight Education Center.
Sejumlah saksi akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
"Tentu (tugas) polisi selanjutnya adalah melakukan penyelidikan dan mengagendakan dalam Minggu ke depan ini untuk mengundang pihak terkait, di antara pelapor sendiri dan lembaga atau pihak kampus yang menjadi tempat yang bersangkutan melaksanakan pendidikan."
"Kita tunggu proses itu yang tentu akan disikapi oleh penyidik Ditreskrimum," paparnya, Senin (28/10/2024), dikutip dari TribunMedan.com.
Baca juga: Peran 2 Oknum Polisi dalam Kasus Pembunuhan Mutia Pratiwi, Jasad Dibungkus Tas dan Dibuang di Karo
Penyidik juga akan melakukan ekshumasi atau bongkar makam dan mengautopsi jasad korban.
"Tentu untuk kepentingan penyelidikan atas permintaan keluarga korban apalagi seperti itu, kenapa tidak kita untuk melakukan ekshumasi sebagai pembuktian dalam langkah penyelidikan."
"Jadi semua tentu akan berproses, kita tunggu proses yang nanti dijalankan oleh rekan rekan penyidik," tandasnya.
Kata Pihak Keluarga
Sebelumnya, kuasa hukum korban, Thomy Faisal Sitorus Pane, menjelaskan korban merupakan siswi baru yang mendaftar pada 29 Juli 2024.
Pihak keluarga memiliki bukti hasil pemeriksaan fisik korban sebagai syarat pendaftaran.
Dugaan sementara korban tewas akibat penganiayaan di dalam asrama.
Thomy menyatakan keluarga mendapat telepon dari pihak asrama terkait kondisi kesehatan korban menurun pada Selasa (1/10/2024).
Baca juga: Nasib Tragis Sella, Ditemukan Tewas Terbungkus Tas di Karo Setelah Bebas dari Penjara
Keluarga diminta menemui korban yang sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU).
Sebelum keluarga tiba di rumah sakit, pihak asrama kembali menelepon dan mengabari korban meninggal.
"Tidak lama kemudian korban ini dinyatakan sudah meninggal dunia dan keluarga disuruh menjemput jenazah," bebernya.
Setiba di rumah sakit, keluarga bertemu dengan dokter yang menangani korban.
Dokter memberi informasi korban dibawa ke rumah sakit dalam kondisi meninggal sehingga tak ada tindakan dari petugas medis.
"Sementara itu ketika pihak keluarga menanyakan ke dokter, malah dokternya bilang dia belum sempat menangani korban," lanjutnya.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Mutia Pratiwi di Karo Sumut, 2 Oknum Polisi Diduga Terlibat
Saat jenazah dimandikan, ditemukan luka lebam diduga akibat penganiayaan.
" Ketika dimandikan terlihat ada lubang mayat seperti bekas cekikan," terangnya.
Pihak sekolah menyatakan korban meninggal karena sakit, namun keluarga tak percaya dengan pernyataan tersebut.
"Saya selaku kuasa hukum meminta diautopsi jenazah atau bongkar makam supaya bisa di otopsi dan mengetahui penyebab kematian korban. Saya juga sedang menunggu perkembangan dari Polda Sumut bagaimana nantinya," pungkasnya.
Sebagaian artikel ini telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Polda Sumut Selidiki Kematian Calon Pramugari Asal Kisaran, Makam Akan Dibongkar
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Fredy Santoso)