TRIBUNNEWS.COM - Paguyuban Rumah Masakan Padang Cirebon (PRMPC) mengklarifikasi kabar yang beredar soal video penggerebekan pengusaha RM Padang di Cirebon, Jawa Barat.
Melalui Penasehat PRMPC, Erlianus Tahar, pihak PRMPC meminta maaf usai melakukan razia terhadap sebuah RM Padang di Cirebon.
Dinarasikan, razia tersebut karena pemilik RM Padang bukan bersuku Minang.
Erlianus pun menuturkan, bahwa kedatangan PRMPC ke RM Padang tersebut ternyata masalah harga, bukan masalah siapa pemilik RM Padang.
RM Padang tersebut mematok harga yang sangat murah karena membandrol harga masakan Rp10 ribu.
Hal itu disebut sangat murah dan merusak harga pasaran RM Padang.
Apalagi dengan keterangan razia masakan padang bukan orang Minang. Kami tidak pernah bicara soal etnis. Jika ini disalahartikan, kami memohon maaf," kata Erlianus, dikutip dari Kompas.com.
Ia menyebutkan, banderol atau promo Rp10 ribu tersebut merupakan persaingan yang tidak sehat.
Erlianus juga menjelaskan kegiatan apa di dalam video yang viral di media sosial.
“Ya memang buntut dari viralnya PRMPC dari video kemarin, kami dipanggil oleh kepolisian,"
"Tapi memang itu tugas kepolisian karena mungkin mereka membaca ada (kegaduhan) dan komentar-komentar yang mungkin bisa diartikan negatif, sehingga mereka klarifikasi,” ujar Erlinus, dikutip dari TribunJabar.id.
Baca juga: Polemik Nasi Padang Murah di Cirebon, Polresta Turun Tangan, Sebut PRMPC Tak Persekusi
Ia menuturkan, kegiatan yang dilakukan PRMPC bukan bermaksud untuk merazia RM Padang berdasarkan asal pemilik.
Mereka hanya bertujuan untuk menertibkan label harga di kalangan pengusaha RM Padang di Cirebon agar tetap kompetitif dan stabil.
"Kami merasa harga-harga tersebut merusak omzet penjualan, kemudian juga dengan harga seperti itu kami tidak bisa usaha dengan baik, di mana harga tersebut sangat rendah," jelas dia.