TRIBUNNEWS.COM - Gunung Lewotobi adalah gunung api aktif yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Gunung ini memiliki dua puncak kembar yang diberi nama Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan.
Meski kembar, namun ketinggian kedua puncak Lewotobi berbeda.
Gunung Lewotobi Perempuan disebut lebih tinggi karena memiliki ketinggian 1703 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kawah berdiameter sekitar 700 meter.
Sementara Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki ketinggian 1584 mdpl dengan kawah berdiameter sekitar 400 meter.
Secara umum, gunungapi Lewotobi merupakan salah satu gunung api strato tipe andesitik yang terletak di bagian timur Pulau Flores.
Sejarah Letusan
Gunung Lewotobi Perempuan tercatat kerap membuat kepanikan warga setempat.
Gunung tersebut pernah meletus dua kali pada 1921 dan 1935.
Letusan yang terjadi pada 1921, berupa letusan abu disertai lontaran batu.
Sementara, letusan tahun 1935, mengeluarkan asap tebal secara berkala setiap 5 menit dari Kawah B yang disertai suara gemuruh.
Peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi Perempuan juga terjadi pada 2011 dan 2023 lalu.
Baca juga: Video Breaking News: Gunung Lewotobi di NTT Meletus, Lontarkan Batu & Kerikil, 9 Orang Tewas
Dilansir volcano.si.edu, aktivitas Gunung Lewotobi tercatat memiliki sejarah letusan yang lebih panjang.
Tercatat pada 1932, letusan gas Gunung Lewotobi terjadi, dan diikuti dengan letusan abu pada 17 Desember 1933 silam.
Enam tahun kemudian, tepatnya 17 Desember 1939, terjadi letusan kembali.
Pada Mei dan Juni 1991, letusan Gunung Lewotobi kembali terjadi setelah 52 tahun terakhir.
Letusan kembali terjadi 8 tahun kemudian, tepatnya di tanggal 31 Mei 1999 di mana terjadi gemuruh dan keluarnya abu.
Sekitar 4 bulan kemudian, tepatnya tanggal 1 Juni 1999, terjadi letusan yang cukup hebat.
Letusan tersebut membuat lava pijar tersembur hingga radius 500 meter.
Akibatnya terjadi kebakaran hutan hingga lebih dari 2,5 km.
Bahkan, abu berterbangan hingga radius 8 km.
Letusan Gunung Lewotobi kembali terjadi tiga tahun kemudian, pada 12 Oktober 2002.
Selanjutnya pada 30 Mei 2003, Gunung Lewotobi kembali meletus dan mengeluarkan material abu mencapai ketinggian 200 meter.
Kemudian letusan dan hujan abu juga berlanjut hingga Juni-Juli 2003.
Letusan dan hujan abu Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali terjadi pada Desember 2023 hingga statusnya ditetapkan di level II (waspada).
Tidak sampai di situ, gunung tersebut erupsi lagi selama 2024. Tercatat sudah meletus sebanyak 871 kali dan berstatus Awas (Level IV) per Minggu kemarin.
Baca juga: Cerita Korban Erupsi Gunung Lewotobi Flores Timur, Diawali Suara Ledakan Lalu Hujan Batu dan Pasir
Meletus Tewaskan 9 Orang
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meletus pada Minggu, 3 November 2024 sekitar pukul 23.50 Wita.
Letusan gunung yang berada di antara Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, Flores Timur, NTT itu mengakibatkan 9 orang meninggal dunia.
Dikutip dari TribunFlores.com, korban meninggal dunia adalah warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, berjarak sekira 5 kilometer dari pusat erupsi yang kini berstatus Level IV (Awas).
Enam orang yang terjebak dalam tumpukan tanah berhasil ditemukan oleh Tim evakuasi gabungan.
Keenam jenazah itu kini disemayamkan di teras depan rumah tetangganya.
Sementara satu orang yang juga anggota keluarga dalam rumah itu masih dievakuasi.
Baca juga: Korban Tewas Imbas Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki: 1 Keluarga Tertimbun, Biarawati Meninggal
Selain itu, dua korban lain juga dikabarkan meninggal dunia dan salah satunya sempat mendapat pertolongan medis di UGD Puskesmas Boru.
Petugas kini tengah menelusuri identitas para korban.
Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Pululera telah melaporkan adanya erupsi, namun tinggi kolom abu tak bisa terhitung akibat kabut awan.
Erupsi ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dengan durasi ± 24 menit 10 detik.
Saat ini status Gunung Lewotobi Laki-laki berada di Level III (Siaga) dengan sejumlah rekomendasi.
Petugas mengimbau kepada masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 3.5 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki serta sektoral 4 kilometer pada arah Utara-Timur Laut dan 5 kilometer pada sektor Timur Laut.
Selain itu, warga di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki juga harap waspada terhadap potensi banjir lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
(Tribunnews.com/Falza) (Kompas.com/Puspasari Setyaningrum)